Kamis, 03 April 2008

Buatlah Atasan Anda Terkesan

Resensi : Get What You Want at Work

Hubungan kerja dengan atasan adalah hubungan yang paling penting di lingkungan kerja. Atasan kita berada pada posisi yang lebih kuat dibandingkan dengan siapapun untuk memberi (atau tidak memberi) apa yang kita inginkan, mulai dari tugas dan tanggung jawab sampai promosi. Atasan memiliki kekuasaan atas rekan kerja dan juga kepada kita, dan bisa mempengaruhi atasan mereka sendiri. Jadi, kepentingan terbesar kita adalah bagaimana bekerja sama dengan atasan dan menciptakan hubungan yang dihargai oleh atasan dan membuat iri rekan kerja.

Ada sepuluh hal yang harus dan tidak boleh dilakukan untuk menciptakan hubungan kerja yang baik dengan atasan. Semua ini adalah kiat yang akan membuat kita mendapat poin lebih di mata bos. Kiat-kiat ini tidak menyarankan untuk menjilat, tapi untuk membantu kita bekerja lebih mudah dan menyenangkan, dan semua ini tergantung pada kita sendiri.

Inilah 10 kiat yang harus kita lakukan :

1. ...jadilah populer. Ini bukan berarti kita harus jadi penjilat atau tidak boleh bersikap tegas (walaupun itu terkadang perlu). Intinya, kita harus selalu bersikap sopan dan ramah kepada setiap orang, dan tunjukkan penghargaan ketika orang lain membantu kita. Dengan melakukan hal ini, kita akan menjadi populer dan disukai.

Atasan biasanya memerhatikan cara kita memperlakukan orang lain dan akan menjadi lebih terkesan, jika kita selalu bersikap baik terhadap semua orang ketimbang sikap kasar atau ketus kepada bawahan. Kita juga harus bersikap ramah kepada rekan sekerja, pelanggan dan orang-orang yang berhubungan dengan kita. Pekerjaan atasan akan menjadi lebih mudah saat orang lain senang berhubungan dan berbisnis dengan kita.
2. ...bersedia melakukan hal-hal ekstra. Atasan mana pun akan merasan senang memiliki anggota tim yang mau membantu kapan pun diperlukan. Ada banyak kesempatan untuk melakukan hal-hal ekstra yang tidak termasuk wilayah tugas kita, dari membantu bagian lain sampai bersedia menulis artikel di dalam buletin perusahaan. Selain bersikap senang membantu, bersedia menjadi relawan juga akan menghemat tenaga dan waktu yang dikeluarkan atasan kita untuk membujuk anggota tim agar membantunya.

3. ...jadilah bagian dari perusahaan. Beberapa perusahaan memiliki budaya ”kami” dan ”mereka”, dimana sebagian besar pegawai menganggap manajemen senior sebagai bagian terpisah dari mereka. Terkadang, mereka membicarakan manajemen senior itu secara sembunyi-sembunyi. Sesungguhnya, itu adalah kesalahan manajemen senior yang membiarkan budaya semacam ini tumbuh subur. Walau demikian, jika kita bekerja di lingkungan dengan budaya seperti ini, kita masih berkesempatan tampil beda. Sikap kita akan membantu atasan dan menimbulkan kesan loyal kepada perusahaan.
Jadi, pastikan atasan melihat kita sebagai bagian dari keluarga besar perusahaan dan adanya pengakuan apa yang baik bagi perusahaan, juga baik bagi kita.

4. ...terima kritik dengan lapang dada. Atasan yang baik akan mengkritik kita hanya ketika itu diperlukan. Acap kali kritik yang mereka lontarkan ada benarnya. Banyak orang bereaksi defensif saat dikritik dan mencoba membenarkan diri. Beberapa orang bahkan marah dan menjadi kesal. Reaksi semacam ini menyulitkan seorang atasan untuk mendorong bawahannya untuk terus berkembang dan belajar dari kesalahan.

Betapa menyenangkan bila kritik membangun darai atasan kita tanggapi secara dewasa dan tenang. Dengan bersikap seperti ini, kita akan menjadi populer. Atasan akan merasa lega dan terkesan oleh kedewasaan dan kekuatan karakter kita dalam menangani kritik dengan baik.

5. ...menulis dengan baik. Tidak semua orang cemerlang dalam menulis. Namun, kita seharusnya mampu menulis dengan baik. Apabila menulis bukan keahliasn kita, kita harus berusaha memperbaikinya. Hal itu dapat dilakukan dengan bergabung dalam kelas malam, membaca buku tentang bagaimana menulis yang baik atau meminta teman atau rekan kerja untuk mengajari kita.

Banyak orang mendapatkan promosi besar karena hasil laporan yang mereka tulis. Laporan yang ditulis dengan baik akan menarik perhatian kalangan eselon atas. Oleh sebab itu, gaya menulis kita menjadi hal penting. Kita tentu tidak ingin membuat laporan yang isinya berbobot, namun gagal membuat pembaca terkesan karena ditulis dengan buruk.

6. ...berfikiran terbuka. Salah satu hal yang membuat atasan frustasi adalah bawahan yang menolak perubahan yang dibutuhkan untuk memperoleh promosi. Anggota tim yang bersikap terbuka dan senang menjalankan perubahan, akan populer di mata atasannya. Dengan kesediaan menerima perubahan, atasan akan memandang kita sebagai bagian dari manajemen. Tidak seperti orang yang menolak perubahan.Apabila ingin terlihat sebagai orang yang berfikiran terbuka, kita bisa secara aktif mengajukan perubahan, menawarkan gagasan baru dan membantu menemukan cara agar suatu perubahan berjalan baik. Dengan cara ini, kita buka sekedar penonton, tapi menjadi bagian dari perubahan.

7. ...tawarkan solusi untuk tiap masalah. Beberapa orang hanya bisa mengeluh, mengeluh, dan mengeluh. Bila kita adalah tukang mengeluh seperti itu, kita hanya akan membuat atasan frustasi dan mendapat reputasi buruk sebagai orang yang berfikiran negatif dan tidak bisa memberi saran yang membangun.

Untuk menghindari reputasi buruk, yang harus kita lakukan yaitu tampil dengan solusi. Tetapi bukan solusi yang sarkastis atau yang tidak mungkin dilakukan.
Dengan menawarkan solusi, meski tidak selalu sempurna, kita menarik atasan untuk memerhatikan masalah tersebut. Kita akan terlihat sebagai ”tukang memperbaiki” atau pemecah masalah atau orang dengan solusi. Aturannya sederhana, tiap kali kita melaporkan adanya masalah atau keluhan, sertakan juga solusi kepada atasan.

Bila kita terbiasa mencari solusi dan bukan Cuma mengajukan permasalahan kepada orang lain dan berharap mereka memecahkannya. Kita akan segera melihat bahwa cara pandang kita terhadap pekerjaan menjadi positif dan mulai melihat kesulitan sebagai tantangan ketimbang sebagai masalah. Kita akan menemukan perubahan cara pandang ini membuat kita menikmati pekerjaan lebih lagi dan semakin termotivasi daripada sebelumnya.

8. ...berilah pujian tapi jangan berlebihan. Apa bedanya pujian dengan sanjungan? Bila kita tulus dan proporsional dalam mengajukan pandangan, kita sedang memuji. Jika kita tidak tulus dan berlebihan, itu berarti kita sedang menyanjung.

Seorang atasan membutuhkan pujian seperti halnya kita. Mungkin mereka mendapatkannya dari atasan mereka, tapi mungkin juga tidak. Ada jarak antara atasa kita dengan bos mereka, seperti juga kita. Jadi, mereka mungkin tidak sering menerima pujian. Kita bisa mengisi kekurangan itu dengan memberi pujian yang sepantasnya.

Pertimbangkan beberapa hal seperti, berilah pujian kepada atasan ketika kita dengan tulus mengatakannya; Jangan berlebihan, kata-kata sederhana saja; Simpan pujian besar untuk keberhasilan besar yang hanya muncul sekali-sekali; dan Bila prestasi atasan merupakan pencapaian bersama, bagilah pujian secara merata kepada semua orang yang terlibat, jangan hanya kepada atasan kita.

9. ...jadilah loyal. Loyalitas adalah hal yang permanen. Kita tidak bisa loyal di suatu saat dan tidak loyal di lain kesempatan. Loyalitas kepada atasan berarti tidak menggosipkan mereka, baik mengenai masalah pribadi maupun pekerjaa.
Loyalitas juga berarti mendukung atasan secara aktif. Ingat, manajer lain mungkin tidak setuju dengan kita, tapi diam-diam ia mungkin berfikir,”Saya berharap anggota tim saya juga mendukung saya seperti ini.” Untuk menunjukkan loyalitas, dukung atasan kita ketika ia diserang oleh orang lain. Tentunya dalam perbincangan akrab, misalnya sebuah gagasan baru.

Sebelum membicarakan sesuatu tentang atasan, sebaiknya kita berfikir bagaimana rasanya kalau mereka mengetahuinya. Bila ingin memberi kritik yang tukus, relevan dan adil dihadapan rekan-rekan, kita harus memapu menjelaskan hal yang sama di hadapan atasan. Tapi, kalau kita merasa khawatir memberi komentar yang tida pada tempatnya, baik itu komentar yang tidak benar ataupun komentar yang benar tapi disampaikan kepda orang yang tidak tepat, sebaiknya tutup mulut kita.

10. ...buat tenggat waktu yang realistis. Ini adalah aturan terpenting untuk menjalin hubungan dengan semua orang terutama dengan atasan. Prinsionya sangat sederhana. Kita membuat sedikit janji yang benar-benar bisa ditepati. Misalnya, atasan meminta kita menyelesaikan sebuah tugas hingga hari Jumat, padahal kita merasa mampu menyelesaikannya pada hari Rabu. Jangan katakan hal itu dan tetap setuju untuk menyerahkan tugas pada hari Jumat. Jadi, ketika kondisi berjalan sesuai rencana, kita bisa menyelesaikannya pada hari Rabu dan memberikan lebih dari apa yang telah dijanjikan, yakni tugas selesai dua hari lebih cepat. Pendekatan ini pasti membuat atasan terkesan.

Pendekatan lainnya dapat kita terapkan. Katakan kita bisa menyelesaikan sebuah tugas dalam waktu satu jam, walaupun kita tahu bisa mengerjakannya dalam waktu setengah jam. Contoh lain, katakan kalau kita akan membawa perhitungan yang diminta setelah makan siang, padahal kita bisa menyiapkannya pada pagi hari. Dengan cara ini kita terus menciptakan kesempatan untuk membuat atasan terkesan.


Sumber: intranet rikep

Tidak ada komentar: