Kamis, 21 Agustus 2008

turba

Serial keluarga cemara

"mak...o makkkkkk....." teriak sam sambil lari menerobos masuk rumah.
ros, maknya yang lagi menyeduh kopi panas untuk pudin hanya bengong aja melihat polah anaknya.

"kenapa pulak anak kau tu ros...?" tanya bang togar yang duduk tersandar di sudut sambil mulutnya komat kamit makan goreng pisang campur pulut ketan.

"tak taulah bang..." jawab ros singkat.
"bukannya dia pergi sekolah...?" tanya pudin.
"tadinya iya...mungkin gurunya tid...aaaaaaaakk..." ucapan ros terpotong oleh teriakannya karena kaget, sam tiba-tiba udah ada disampingnya sambil berpegangan erat. Kelihatannya ia ketakutan sekali.

"mak...bapak dicari polisi..." ucapnya terengah-engah tanpa peduli dengan maknya yang masih kaget setengah mati. Dan ucapan sam makin membuat maknya lebih kaget lagi...(tapi untung bukan kaget sampai mati...).
"bah...bagaimana pulak itu sam..?" tanya bang togar.
"tadi aq lewat pasar sana,trus ada banyak orang.." mulai sam sambil mengatur nafasnya.
"ya iyalah banyak orang...wong namanya juga pasar" potong pudin.
" diamlah dulu bang...terus sam" sela bang togar.

"trus aq lihat banyak orang berkumpul depan tokonya wak husen itu...aq lihat ada orang asing, pakai baju kawin bersama pak polisi mak.." terang sam.
"bah...baju kawin apa pulak itu sam...?" tanya bang togar keheranan.
"itu...baju seperti yang dipakai bapak..." jawab sam sambil menunjuk foto pesta pernikahan bapak dan maknya dulu yang tergantung di dinding warung.
"ooo.... itu namanya jas...kirain pakaian orang yang mau itu...hehehe" jawab bang togar disambut ketawa semua yang hadir.

"trus selanjutnya gimana sam...???" tanya pudin yang penasaran.
"trus pak polisi itu bilang kalau mencari tukang becak dan diminta berkumpul segera...begitu mak...sam kan takut klo bapak ditangkap" lanjut sam.
"ooo...." semua yang hadir pada melongo.
"wah...bahaya tuh...siapa tahu itu bos mafia yang mencari kita..." ujar bang togar ketakutan.Maknya sam juga ketakutan klo suaminya ikut di tangkap.Sementara pudin yang sehari-hari bekerja sebagai porter (maksudnya tukang angkat...hehehe)tampak bingung. Suasana pun diam mencekam sekejab.

Keheningan yang membisu di siang hari itu pecah oleh suara parau dari kohar yang nyelonong masuk sambil menghenyakkan pantatnya di bangku kosong,disamping pudin.
"kopi pahit stengah mbak" ucap kohar sambil menjangkau kaleng krupuk (maklum lagi kere,klo ada duit minumnya kopi susu plus roti morning bakery yang pakai keju).Permintaan kohar menyadarkan maknya sam dan segera menyiapkan pesanannya.
"dari mana aja mas..." tanya pudin.
"huh...bosan aq lihat polah orang itu.." dengus kohar kesal tanpa memperdulikan pertannyaan pudin.
"orang yang mana har...yang pakai jas itu ya..?" tanya bang togar cemas.
"ya betul..." jawab kohar enteng, tetapi makin membuat bang togar kedinginan.
"klo lagi ada maunya...baja pun bisa lebih lunak dari tulang lidahnya" sambung kohar.

"maksudnya...?" tanya pudin.
"kamu tahu siapa yang disana...pakai jas sambil bawa polisi segala...?" balik kohar yang bertanya ke pudin.
"bos mafia ya...?" jawab bang togar.
"bukan...ada yang tahu tidak?" ulang kohar.
"tidak...?" jawab mereka serempak.

"yang pake jas itu namanya pak komar, warga desa sebelah yang menjadi anggota dewan beberapa tahun yang lalu.Ketika diangkat dulu mana pernah dia datang kesini.Tapi klo udah musim kampanye...gubuk kecil pun dia masuki,full janji-janji manis.Klo dia terpilih jadi anggota dewan,dia akan membantu pembangunan pasar, memperbaiki mesjid,membantu sekolah anak tidak mampu, memperbaiki jalan dan lain sebagainya.Tapi nyatanya apa...setelah dia terpilih untuk menemuinya aja susah...apalagi realisasi dari janji manisnya.Nah sekarang dia datang kembali dengan janji yang sama.Dan sekarang dia pakai pengawalan polisi segala" urai kohar panjang lebar.

"sepertinya kita rakyat kecil memang hanya bisa hidup senang dengan janji manis,sementara kehidupan kita masih tetap seperti itu juga. Tapi coba lihat orang yang kita pilih itu, kehidupannya langsung meningkat drastis. Pokoknya pemilihan nanti aq tidak akan pilih dia lagi" tegas kohar dengan bersemangat.

"bang togar kok gak kesana...?" tanya kohar agak melunak.
"bah...ngapain aq kesana, bunuh diri namanya.." jawab bang togar cepat.
"lho...pak komar sedang bagi-bagi duit buat penarik becak tuh" kata kohar.
"ah...yang benar kau...kalau duit aq mau...klo masuk penjara ogah" balas bang togar bersemangat.
"betul bang...pak komar besok mau ngadain pawai keliling kampung pakai becak hias, setiap becak di sewa 50 ribu.Tapi pemilik becak sendiri yang menghiasnya.Kalau abang mau pergi aja ke sana...daftar sebelum keburu pulang pak komarnya" saran kohar.
"bah...bagus itu...maulah aq...mak sam...aq ngutang dulu ya nanti dibayar"jawab bang togar sambil bergegas keluar menuju becaknya yang sudah kepanasan kena sinar matahari.

"ah ...ternyata matahariku masih bersinar..." ucap bang togar sambil mengayuh becaknya.

Tidak ada komentar: