Rabu, 17 Desember 2008

Jamaah Isi Waktu dengan Umroh




MAKKAH -- Para jamaah haji Indonesia sambil menunggu jadwal kembali ke Tanah Air banyak yang memanfaatkan waktu untuk menambah ibadah umroh sunnah. Wartawan Antara dari Masjidilharam, Makkah, Arab Saudi, Selasa, melaporkan, ibadah umroh tersebut kini dapat dilakukan dengan nyaman karena jumlah jamaah haji sudah mulai berkurang.

Kondisi itu terpantau Selasa siang menjelang shalat Dzuhur sekira pukul 12.15 waktu setempat (16.15 WIB), baik di lantai dasar di mana Ka'bah berada maupun di lantai II, jamaah haji yang melakukan "tawaf" maupun "sa'i" tampak santai.

Tidak terlihat suasana berdesak-desakan seperti menjelang puncak haji pekan lalu, dan juga selepas jamaah melempar jumroh di Mina, di mana jamaah harus melaksanakan tawaf ifadah, salah satu rukun haji yang tidak bisa ditinggalkan, yang saat itu kondisinya sangat padat, baik di lantai I maupun II. Bahkah, saat tawaf ifadah tidak sedikit jamaah yang pingsan karena padatnya manusia.

Sejumlah ustad jamaah haji asal Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengaku bahwa waktu sepekan setelah menyelesaikan semua tahapan ibadah haji, kalau hanya berada di pemondokan bisa menimbulkan stres. "Makanya saya upayakan menambah ibadah umroh, yang saya niatkan untuk almarhum orang-tua," kata ustad Deden asal Kecamatan Cisarua.

Sedangkan ustad Fardian Al-Hudri asal Cilebut, yang juga masih studi di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir --yang pada musim haji 2008 ini juga menjadi staf di wilayah Daker Makkah--mengaku menambah ibadah umroh untuk adiknya, yang belum berkesempatan haji. "Insya Allah dengan di-umroh-kan, adik saya juga dapat segera dipanggil Allah SWT agar menjadi tamu-Nya," katanya.

Dari pantauan Antara, petugas haji Indonesia --yang dapat diketahui jelas dari seragam yang dipakainya--juga cukup banyak terlihat melakukan umroh sunnah. "Karena saat puncak haji harus bertugas, kesempatan umroh terbatas. Makanya saat ini di saat jamaah mulai berkurang saya manfaatkan untuk umroh," kata Sunarto, staf medis di Kloter 16.

Pembimbing haji asal Kabupaten Bogor KH MY Sa'dudin melihat bahwa waktu menunggu kepulangan memang mesti diisi dengan kegiatan kreatif, termasuk menambah umroh seperti itu. "Bila badan sehat dan tidak ada kendala, tentu lebih baik menambah ibadah, namun bagi yang kurang sehat tidak perlu memaksakan diri," katanya.

Ia menambahkan, Rasulullah Muhammad SAW selama hidupnya hanya melakukan ibadah haji sekali dan umroh dua kali, dan contoh itulah yang selama ini dirujuk umat Islam seluruh dunia. Hanya saja, bagi jamaah haji yang datang dari jauh, termasuk dari Indonesia, memang ada jeda waktu lebih-kurang sepekan sebelum pulang, sehingga menambah ibadah adalah perbuatan yang bisa dilakukan agar tidak merasa jenuh menunggu waktu. is

sumber : republika.

Tidak ada komentar: