Gagal, ini adalah kata yang banyak ditakuti orang saat akan melakukan sesuatu. Sebelum melangkah, perasaan akan bertemu dengan kegagalan selalu mengiringi kita. Ketakutan inilah yang sebenarnya menjadikan kita terpancing untuk melakukan kesalahan. Tapi apabila kita melakukan sesuatu tanpa memperhitungkan kegagalan, ini juga akan berakibat kita tidak bisa menerima kegagalan itu sendiri.
Mengambil sebuah keputusan bukanlah hal yang mudah. Semakin dewasa beban dalam mengambil keputusan pun akan semakin berat. Waktu kecil, kita biasa mengambil keputusan seperti membalikan telapak tangan. Sangat gampang dan resiko ringan. Lain halnya ketika memasuki masa remaja dan beranjak dewasa. Setiap kepuputusan yang kita ambil merupakan langkah yang sangat mementukan masa depan. Seperti menentukan akan melanjutkan ke universitas mana, ini adalah keputusan besar yang akan menjadi patokan jenjang karir kita. Dan akan lebih berat lagi saat kita telah masuk dunia kerja, setiap keputusan kita akan berpengaruh pada orang disekeliling kita. Ini bisa dipastikan merupakan tanggung jawab yang sangat besar.
Gagal, ini adalah kata yang banyak ditakuti orang saat akan melakukan sesuatu. Sebelum melangkah, perasaan akan bertemu dengan kegagalan selalu mengiringi kita. Ketakutan inilah yang sebenarnya menjadikan kita terpancing untuk melakukan kesalahan. Tapi apabila kita melakukan sesuatu tanpa memperhitungkan kegagalan, ini juga akan berakibat kita tidak bisa menerima kegagalan itu sendiri.
Mengambil sebuah keputusan bukanlah hal yang mudah. Semakin dewasa beban dalam mengambil keputusan pun akan semakin berat. Waktu kecil, kita biasa mengambil keputusan seperti membalikan telapak tangan. Sangat gampang dan resiko ringan. Lain halnya ketika memasuki masa remaja dan beranjak dewasa. Setiap kepuputusan yang kita ambil merupakan langkah yang sangat mementukan masa depan. Seperti menentukan akan melanjutkan ke universitas mana, ini adalah keputusan besar yang akan menjadi patokan jenjang karir kita. Dan akan lebih berat lagi saat kita telah masuk dunia kerja, setiap keputusan kita akan berpengaruh pada orang disekeliling kita. Ini bisa dipastikan merupakan tanggung jawab yang sangat besar.
Pada dasarnya, setiap keputusan yang kita ambil cuma mempunyai 2 opsi pilihan YA atau TIDAK. Sama seperti memilih jalan, belok kiri atau kanan. 2 pilihan ini menjadi sangat berat ketika ditambah catatan kecil tentang untung dan rugi, baik dan buruk, dan benar dan salah. Saat memilih jalan, bila kita memilih belok kiri maka kita harus merelakan apa yang ada di kanan walau kita tidak tahu berapa menariknya pemandangan di sisi kanan itu. Begitu juga dengan YA atau TIDAK, saat kita berkata YA, kita tidak bisa memastikan kalau TIDAK itu merupakan sesuatu yang benar ataupun salah. Bila terjadi kegagalan barulah kita sadar kalau TIDAK seharusnya merupakan jawaban yang benar. Atas dasar inilah muncul penyesalan dan karena inilah kita mendapat pengalaman.
Dari pengalaman kita mencoba belajar untuk lebih baik. Kata orang pengalaman adalah guru yang sangat berharga. Memang, pengalaman kita dimasa lalu bisa menjadikan kita lebih hati-hati di masa depan. Tapi banyak juga orang yang menjadi trauma dengan pengalamannya. Trauma ini menjadikan mereka lebih cepat mundur sebelum mencoba melangkah maju. Banyak yang berusaha merubah haluan hidup mereka karena trauma dimasa lalu. Apakan salah keputusan memang akan berakibat separah itu.
Berbagai teori telah diciptakan guna memudahkan kita dalam mengambil keputusan. Tapi apakah teori tersebut bisa menjadi jaminan kita tidak salah mengambil keputusan yang berujung kegagalan. Secara statistika saja, peluang paling besar itu 99% dan masih ada 1% kemungkinan tak terduga. Sangat banyak kemungkinan kita melakukan kegagalan kalau dihitung dengan peluang dan ilmu statistik. Jadi apakah hal yang harus kita jadikan acuan dalam mengambil keputusan..?Insting kah..?
Ketika seorang mahasiswa mengambil keputusan unuk melanjutkan pendidikan, ini merupakan keputusan yang benar saat ia telah tamat SMA. Kemudian saat dia harus memilih jurusan dan universitas yang sesuai dengan keinginan dan kemampuannya, ini juga sebuah keputusan yang benar. Tapi saat dia ternyata gagal di jurusan yang dipilihnya, apakah ini berarti keputusan yang diambilnya dulu salah..?apakah kesalahan itu akan menjadi gerbang kehancurannya...? Banyak orang disekitar akan berkata "Ya, kamu salah jurusan", "kenapa milih itu, dah tau susah kok malah diambil". Kegagalan menjadi semakin berat saat orang di sekeliling kita tidak memberi respon positif, mereka malah menjatuhkan kita. Dan inilah yang menimbulkan trauma sehingga menjadikan kita sulit untuk maju. Tapi, apabila lingkungan kita menunjang dan memberi dorongan positif bukan hal yang mustahil sesuatu yang mulanya kita kira kegagalan sebenarnya merupakan gerbang menuju keberhasilan.
Banyak, bahkan sangat banyak orang yang gagal. Tapi banyak juga orang gagal beruntung memiliki lingkungan yang mampu memberi respon positif untuk kegagalannya. Respon positif lingkungan ini bisa menjadikan bahkan menyulap sebuah kegagalan menjadi keberhasilan yang tak terduga. Banyak contoh mahasiswa yang selalu dihantui dengan IP dan IPK rendah bahkan terancam DO ataupun lebih parah lagi yang menjadi sukses karena suport dari orang di sekelilingnya. Banyak pengusaha sukses mampunyai pengalaman gagal dimasa lalu. Banyak pengusaha yang memulai usaha mereka saat mereka memcoba keluar dari kegagalan yang menimpa.
Kita memang diwajibkan memilih, kita diharuskan mengambil keputusan. Dan itu semua harus kita lakukan dengan langkah yang benar dengan tidak mengharapkan keajaiban semata. Keseriusan, kegigihan, dan ketekunan kita dalam menjalankan dan memperjuangkan sesuatulah yang bisa meminimalkan kemungkinan kegagalan dan kesalahan dalam mengambil keputusan. Teori dan pengalaman hanya bagian kecil untuk memudahkan kita. Sekali lagi, keseriusan kita, dan keinginan untuk membuktikan kita benar dapat menjadikan kita kuat dan meminimalkan kemungkinan kita salah dalam mengambil keputasan. Dan apabila dengan keseriusan, ketekunan, ketelitian, semangat, teori dan pengalaman yang ada kita masih dihadapkan dengan kegagalan. Lingkungan dan orang sekitarlah yang menjadi kunci utama untuk mempertahankan kapal kehidupan kita tetap berlayar pada haluan yang benar. Dan kita harus malanjutkan pelayaran dengan selalu mengingat apa yang terjadi dulu sebagai tambahan wawasan untuk menghadapi masa depan, bukan sebagai ketakutan dan trauma yang akan menghantui kita. Mencoba dan terus mencoba, itulah yang bisa menjadikan kita terus maju. Kegagalan hanyalah pelengkap dalam cerita keberhasilan. Tanpa kegagalan manisnya keberhasilan tidaklah maksimal. Cerita kegagalan menjadikan cerita keberhasilan lebih menarik...
SEMOGA KITA SEMUA DAPAT SUKSES DI KEHIDUPAN DUNIA DAN AKHIRAT
cimbuak.net
Written by iiL
Friday, 06 March 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar