
Diduga Curi Start Kampanye
Deklarasi Damai di Jakarta Malah Nyaris Baku Hantam
KARIMUN, TRIBUN - Rahmatsyah Ramadhany alias Dhani Ismeth, calon legislatif DPR RI daerah pemilihan Provinsi Kepri, Senin (16/3) siang di Karimun disemprit Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Karimun.
Putra Gubernur Kepri Ismeth Abdullah ini diduga mencuri start kampanye terbuka saat memberikan kata sambutan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Al Falah, Sungai Pasir, Kecamatan Meral, Karimun.
“Kita meminta saudara Dhani Ismeth yang merupakan tamu dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW itu turun karena memperkenalkan dirinya sebagai caleg DPR RI. Dan itu tidak dibenarkan. Selain belum jadwalnya, Dhani juga melakukannya dalam rumah ibadah atau fasilitas umum,” ujar Taswin Ariadi, Ketua Panwaslu Karimun kepada Tribun, kemarin.
Seperti diketahui, Senin kemarin merupakan hari pertama kampanye terbuka Pemilu 2009 yang akan berlangsung 21 hari hingga 5 April 2009. Pembukaan kampanye terbuka ditandai deklarasi kampanye damai, diikuti semua pimpinan parpol peserta Pemilu 2009 secara serentak di seluruh Indonesia.
Tuduhan dari Panwaslu tersebut dibantah Dhani. Caleg DPR RI asal Partai Golkar tersebut mengatakan dirinya baru sebatas memperkenalkan diri berdasarkan rentetan riwayat hidupnya saja. “Saya baru memperkenalkan diri sebatas kerja dan latar pendidikan saya. Tapi biarlah ini mungkin ujian bagi saya,”UJAR Dhani tenang saat dihubungi Tribun via telepon selulernya.
Mengenai kepergiannya secara mendadak meninggalkan acara, Dhani berargumen ia tak ingin ribut-ribut di dalam rumah ibadah. “Saya jadi tidak enak dengan Pak Sanusi (ustadz) yang jauh-jauh datang dari Jakarta untuk memberikan ceramah. Saya malu harus ribut-ribut dalam tempat ibadah, makanya saya putuskan untuk pergi saja,” kata Dhani.
Ketegangan itu tak membuat acara terhenti. Acara diambil alih Ustadz Sanusi untuk memberikan ceramah agama.
Kata Taswin, pihaknya memiliki bukti kuat bahwa acara perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut didompleng Dhani sebagai sarana kampanyenya, yakni barang bukti berupa bingkisan yang akan diberikan Dhani. Selain itu, mobil bus berplat merah dengan BM 7010 JP yang ditumpangi Dhani beserta rombongan juga menjadi pertanyaan Panwaslu Karimun.
“Bukti-bukti yang menguatkan Dhani mencuri star kampanye itu ada pada kita berupa rekaman foto, video dan bingkisan. Kecurigaan kita juga mengarah kepada bus BM 7010 JP berplat merah yang ditumpangi Dhani beserta rombongannya,” kata Taswin setengah bertanya.
Taswin dan beberapa anggota Panwaslu Karimun lainnya turun ke lokasi acara setelah mendapatkan laporan dari masyarakat. Setelah mengecek dan mendapati Dhani memberikan pidato sambutan yang disinyalir berisikan perkenalan dirinya sebagai calon anggota DPR RI asal Kepri, Panwaslu Karimun yang dipimpin Ketuanya langsung meminta Dhani menghentikan pidatonya.
Warga yang hadir dalam acara tersebut juga mengaku kaget dengan pemberhentian pidato Dhani Ismeth tersebut.
“Saya tidak tahu apa sebenarnya yang sedang terjadi, tapi saya kaget ketika Mas Dhani diminta menghentikan pidatonya oleh beberapa orang yang saya dengar sih mereka itu dari Panwaslu,” ujar seorang warga yang enggan menyebutkan namanya.
Menanggapi kejadian itu Dhani menyerahkan penilaian sepenuhnya kepada masyarakat. “Saya tidak mau meributkannya, saya pikir masyarakat sudah dewasa dan cerdas menanggapi semua permasalahan Pemilu ini. Saya cuma bisa berkata saya ini bukan pertama kali main di dunia politik, jadi saya juga tahu aturan mainnya bagaimana,” ujar Dhani yang mengaku akan pikir-pikir untuk menghadiri acara seperti itu lagi jika masih akan tetap dipermasalahkan.
Nyaris Bentrok
Pencanangan kampanye damai yang digelar di Hall D gedung PRJ Jakarta berlangsung meriah. Ribuan kader dan simpatisan dari 38 Partai Politik (Parpol) peserta Pemilu dan partai lokal di Aceh sejak pagi telah memenuhi ruangan di gedung tersebut, Senin (16/3) pagi.
Bahkan, para kader yang menenteng atribut partainya menyita perhatian para pengguna jalan raya di ibukota. Selain iring-iringan panjang, mereka tak henti-hentinya meneriakkan yel-yel dan lagu partainya.
Pelaksanaan kampanye damai tersebut semula berjalan khidmat. Selain dihadiri unsur Komisi Pemilihan Umum (KPU), juga beberapa pimpinan partai. Hadir juga Wakapolri Komjen Makbul Padmanegara dan Mendagri Mardiyanto meskipun dia pulang lebih awal.
Selama acara berlangsung, di dalam gedung para simpatisan partai juga tak henti-hentinya mendendangkan lagu-lagu kebangsaan dan yel-yel sambil mengibaskan bendera partainya.
Kegiatan diawali dengan sambutan Ketua KPU, Hafiz Ansyari. Namun, setelah pembacaan ikrar bersama kampanye tertib dan damai oleh para pimpinan partai yang dipimpin Ketua KPU dan dilanjutkan dengan penandatangan serta saling jabatan tangan muncul keributan.
Tiba-tiba, para pendukung yang mengenakan jas merah berlambang Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) berusaha maju ke podium. Sontak aksi tersebut mendapat perlawanan dari petugas keamanan maupun simpatisan partai lain.
Tak ayal, aksi saling dorong dan nyaris terjadi baku hantam tak terhindarkan lagi. Untungnya, kejadian tersebut langsung dihalau petugas keamanan yang sejak awal sudah bersiap-siap dan membentuk barisan blokade untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
Meksi begitu, penandatangan dan saling berjabat tangan antara pimpinan partai tetap berlangsung hingga selesai. Kejadian tersebut dipicu para simpatisan kader PPDI Kubu Endung Sutrisno. Karena, yang berada di podium melaksanakan ikrar adalah PPDI Kubu Mentik Budiwiyono.
Diduga kader dan simpatisan PPDI Kubu Endung Sutrisno tidak terima dengan hal tersebut. Padahal, kepemimpinan yang diakui secara hukum berdasarkan keputusan Mahkamah Agung adalah kepengurusan Mentik Budiwiyono.
Ketua KPU Hafiz Ansyari berharap kegiatan kampanye yang akan digelar mulai hari ini selama 20 hari ke depan akan berjalan lancar, damai, dan tertib. Dengan nada tinggi, guru besar IAIN Antasari Banjarmasin ini meminta jangan sampai terjadi pertumpahan darah. (persda metwork/coi/yah)
tribunbatam.co.id
selasa, 17 maret 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar