Sabtu, 07 Maret 2009

Pesawat Singapura Dialihkan ke Batam




CUACA Buruk yang terjadi di perairan Kepri kemarin ternyata jug a terjadi di negara jiran Singapura. Hal ini memaksa sejumlah pesawat yang hendak mendarat di pelabuhan internasional Changi, Singapura harus mengalihkan (divert) penerbangannya. Dua unit pesawat penumpang tujuan Changi, mendarat di Bandara Hang Nadim Batam, Sabtu (7/3).

Pesawat Cathay Pasific Boeing 777 dengan nomor penerbangan CPA 713 mendarat di Bandara Hang Nadim pukul 15.21 WIB. Pesawat yang mengangkut 318 penumpang tersebut dipiloti Kapten Gerry John. Pesawat itu mendarat dengan mulus tanpa ada gangguan.


Dari pengamatan Tribun, semua penumpang pesawat ini tidak ada yang keluar dari dalam pesawat menunggu cuaca membaik di Changi, Singapura.


Pesawat yang berangkat dari Thailand ini akhirnya take off dari Hang Nadim Batam sekitar pukul 16.51 menuju Bandara Changi.


Pesawat lain tujuan Changi Singapura yang dialihkan ke Batam adalah pesawat Milik Maskapai penerbangan Silk Air. Pesawat Air Bus 319 dengan nomor penerbangan SLK 215 ini mendarat dengan mulus di Bandara Hang Nadim pukul 15.10 WIB.


Pesawat yang mengangkut 47 orang penumpang ini berangkat dari Solo menuju Changi, Singapura. Tidak jauh berbeda dengan pesawat Cathay Pacific, semua penumpang pesawat ini tidak ada yang keluar dari pesawat. Pesawat yang dipiloti John Rambay ini akhirnya meninggalkan Batam pukul 15.47 WIB.


Kepala Bandara Hang Nadim Ir Razali Abubakar membenarkan pengalihan pendaratan kedua pesawat tersebut. “Benar ada dua pesawat yang mendarat di Hang Nadim. Keduanya hendak menuju Singapura. Tetapi akan segera berangkat ke Singapura jika cuaca di sana sudah membaik. Semua penumpang kedua pesawat tersebut dalam keadaan baik, tetapi mereka tidak keluar dari pesawat,” jelas Razali yang dihubungi kemarin sore.


Petugas Air Traffic Controller (ATC) Hang Nadim Batam mengatakan kedua pesawat tujuan Singapura itu mendarat di Batam setelah ada permintaan dari ATC Singapura. ATC Singapura menghubungi ATC Hang Nadim meminta pengalihan pendaratan menunggu hujan lebat di Singapura berakhir.


Hujan lebat yang terjadi di Singapura mengakibatkan jarak pandang di bawah normal. Hujan lebat di Singapura mengakibatkan jarak pandang di bawah 1000 meter. Padahal jarak pandang normal sebuah bandara biasanya 10 kilometer.


“ATC Singapura menghubungi kami. Mereka bilang di Singapura mulai jam 15.00 WIB terjadi cuaca buruk. Hujan lebat di Singapura sangat mengganggu dan tidak memungkinkan untuk melakukan pendaratan. Jarak pandang di sana di bawah 1000 meter, jadi pilotnya tidak mau ambil risiko. “katanya.


Petugas ATC Bandara Hang Nadim menambahkan pendaratan kedua pesawat bukan karena ada masalah penerbangan atau kerusakan. Tidak ada laporan mengenai kerusakan pada kedua pesawat.


“Tidak ada laporan mengenai kerusakan. Saat melakukan pendaratan kedua pesawat mendarat sangat mulus bahkan terlihat seperti sudah akrab dengan Hang Nadim,” tambahnya.


Sehari sebelumnya, Jumat (6/3), radar di Bandara Changi, Singapura, yang mengontrol penerbangan di Batam mengalami keru sakan pada saat jam sibuk yakni pukul 13.05 WIB hingga 14.20 WIB.


Alat penerima komunikasi di ATC Bandara Changi tidak bisa memproses pengiriman izin tinggal landas dari Batam. Akibatnya sebanyak 10 penerbangan di Bandar Udara Hang Nadim mengalami delay (tunda) selama 90 menit, Jumat (6/3).


“Ada gangguan di system automatic machine switching channell (AMSC) milik ATC Singapura. Kerusakan bukan di ATC kita di Batam,” ujar Kepala Kelompok Teknisi Keselamatan Penerbangan di Bandara Hang Nadim Elfi Amir kepada Tribun.


International Civil Aviation Organization (ICAO) menetapkan ruang udara Batam di bawah kendali radar atau ATC Singapura. Sehingga keberangkatan pesawat dari Hang Nadim sangat tergantung dengan Singapura.(ian)


tribunbatam.co.id
Minggu, 08 Maret 2009

Tidak ada komentar: