Selasa, 17 Maret 2009

RSJ Siap Tampung Caleg Bermasalah Pascapemilu




BANDAR LAMPUNG--Hari pemilihan umum (Pemilu) 9 April sudah dekat. Sejumlah calon anggota legislatif (caleg) sudah ketar ketir, dipilih rakyat atau tidak. Caleg juga harus menyiapkan fisik dan materi yang cukup agar dapat mensosialisasikan dirinya di hadapan rakyat. Namun bila kedua bekal tersebut telah terpenuhi, namun hasilnya masih juga belum lolos akan berdampak secara psikologis bagi sang caleg.

Oleh karena itu Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Lampung, sudah menyiapkan pelayanan bagi caleg yang terkena masalah dampak psikologis pascapemilu 2009. "Dikatakan siap, kami siap melayani siapa saja, termasuk caleg bermasalah tersebut," kata Direktur Utama RSJ Lampung, dr. Liliek Sumardyaningsih kepada Republika di Bandar Lampung, Selasa (17/3).

Menurut Liliek, RSJ selalu siap melayani siapa pun termasuk caleg yang nantinya kalau ada berdampak lain dengan dirinya setelah pemilu 2009. Dengan sumber daya manusia di RSJ Lampung, dan peralatan pendukung kesehatan medis dan psikologis, ia mengatakan tidak ada persoalan bagi RSJ untuk menerima pasien seperti itu.

Ia menyebutkan para caleg sebelumnya ketika mau menjadi caleg sudah melakukan tes kesehatan jiwa di RSJ. Untuk itu, kemungkinan adanya caleg yang bermasalah setelah pemilu tidak begitu signifikan. "Kendati demikian, kalau ditanya kami siap menampung caleg seperti itu, saya katakan jelas siap dengan fasilitas yang ada," ungkapnya.

Kondisi caleg bermasalah psikologis pascapemilu diprediksi akan meningkat. Pasalnya, seorang caleg, sebelumm menjadi caleg sebuah partai, ia harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 2 juta hingga Rp 5 juta. Biaya tersebut, untuk administrasi partai politiknya saja menelan biaya Rp Rp 500 hingga 1,5 juta, belum lagi biaya kesehatan dan kesehatan jiwa mencapai Rp Rp 650 ribu - Rp 1 juta. Selain itu, caleg juga harus melengkapi persyaratan administrasi lainnya mencapai Rp 700 ribu.

Biaya tersebut pracaleg. Belum lagi ketika diri seorang caleg harus melakukan kampanye atau sosialisasi kepada calon pemilihnya di daerah pemilihannya. Setidaknya, ia harus membuat stiker, kartu nama, kalender, selebaran, spanduk, banner, atau memasang iklan, dan sebagainya. Semuanya harus memerlukan dana yang besar.

Zainuri, caleg Partai Matahari Bangsa dapil Lampung Tengah, menururkan dirinya dari sebelum menjadi caleg hingga menjelang waktu kampanye dimulai, sudah menghabiskan biaya minimal Rp 5 juta. "Untuk menjadi caleg saja, sudah keluar yang Rp 3 juta. Biaya sosialisi caleg ke daerah Rp 2 juta. Nah sekarang kampanye perlu dana besar lagi, paling tidak biaya operasional," ujarnya.

Kendati demikian, ia tetap yakin tidak berpengaruh dengan psikologisnya ketika setelah pemilu mendatang lain dari kenyataannya. Untuk persoalan pascapemilu, kata dia, dirinya sudah memperhitungkan. Dana yang dikeluarkan, ia menyatakan "tidak mengganggu kebutuhan rumah tangga, apalagi meminjam uang dan sampai menjual kendaraan, rumah atau tanah."

Sebelumnya, Dirjen Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan, dr Aminullah, S.Pj, yang menyebutkan banyak caleg akan mengalami depresi karena tidak lolos Pemilu. Gejala gangguan jiwa bagi caleg dapat berpotensi sekali pasca pemilu.

Saat ini, RSJ Lampung memiliki kapasitas 350 ruangan untuk rehabilitasi pasien gangguan jiwa. Ruang tersebut masih sangat memungkinkan bagi pasien lain yang akan menjalani kesehatan jiwa tersebut. "Yang jelas RSJ masih siap menampung," tukas Dirut RSJ Lampung, dr Liliek.mur/kem.


republika.co.id
selasa, 17 maret 2009

1 komentar:

Yugo Prima Ananda mengatakan...

Nyalon, kampanye, keluar duit banyak, gagal, stress, jadi gila.

Nah, jadi diragukan niatnya. Gk lillahita'ala. Ck...ck...ck... Mo jadi apa negeri ini...


Btw, kunjungan balik ya? mau tukeran link?

Spirit Flame