Jumat, 04 April 2008

Mengukur Integritas

Ditulis Oleh I Nyoman Wisnu Wardhana
Thursday, 11 October 2007


Tuntutan organisasi untuk senantiasa berbenah dalam upaya mewujudkan visi semakin memperketat proses seleksi karyawan. Pengalaman, kemampuan teknikal, kompetensi, hingga personal atribute menjadi basis keputusan apakah seseorang cocok menduduki satu jabatan dalam organisasi atau tidak. Salah satu elemen kunci yang dilihat organisasi terhadap kandidatnya adalah integritas. Berbeda dengan kompetensi yang lain, integritas ini memiliki keunikan tersendiri. Yang menjadi tantangan adalah, bagaimana organisasi mengukur integritas yang dimiliki kandidatnya?


Sering kita mendengar, bahwa untuk jabatan X di organisasi tertentu dibutuhkan karyawan dengan integritas tinggi. Integritas adalah kriteria nomor satu yang diminta oleh organisasi dalam proses seleksi, Jika ada yang bertanya, karyawan seperti apa yang dibutuhkan perusahaan saat ini? Pasti jawaban yang langsung keluar adalah, "karyawan yang jujur dan berintegritas tinggi.”

Mengapa organisasi cenderung sangat sensitif terhadap faktor integritas seseorang?... tentu karena integritas sebagai salah satu value mempunyai posisi yang sangat vital bagi seseorang. Situasi ini dipicu oleh meningkatnya tuntutan bisnis yang membuka peluang bagi seorang karyawan untuk mengelola jaringan yang lebih luas, bertemu dengan lebih banyak vendor, maupun memanage budget yang lebih signifikan. Persaingan bisnis juga menuntut organisasi untuk memastikan kerahasiaan organisasinya tidak jatuh ke tangan pesaing. Oleh sebab itulah organisasi me’mutlak’ kan integritas sebagai salah satu nilai yang harus dimiliki karyawan. Terutama untuk strategic level, integritas sudah pasti menjadi keharusan.

Apa yang dimaksud dengan integritas? Integritas (integrity) diterjemahkan menjadi tiga komponen besar yaitu:

Honesty
Consistency
Commitment


Ketiga hal tersebut dipakai sebagai basis dalam melihat integritas seseorang.

Integritas merupakan hal yang tidak mudah diukur karena melibatkan variabel yang cukup banyak. Ada beberapa cara/tools yang dapat digunakan sebagai alat ukur seperti; referensi, multi-rater survey (360 degree), assessment centre dan wawancara.

Untuk posisi-posisi strategis, referensi atau assessment center bisa sangat membantu dalam melihat integritas seseorang. Referensi merupakan salah satu cara yang cukup komprehensif untuk mengukur integritas karena saat seleksi melalui proses checking terlebih dahulu.

Untuk high level position candidate, penting dilakukan cross check terhadap track record di tempat bekerja sebelumnya. Track record yang dilihat tentunya sesederhana apakah yang bersangkutan pernah melanggar peraturan apapun dalam perusahaan tersebut.

Apakah anda sudah memiliki INTEGRITAS?... jika anda bimbang saat ini, berarti anda sudah bersiap-siap untuk menjadi salah satu candidate high level position!.... :)


sumber div infratel

Tidak ada komentar: