Jumat, 04 April 2008

There’s no SUPERMAN, yang ada SUPERTIM!

Ditulis Oleh I Nyoman Wisnu Wardhana
Saturday, 13 October 2007


Beberapa tahun yang lalu, saya pernah mendapatkan semacam kuliah singkat dari seorang pakar manajemen indonesia. Beliau menerangkan dengan sangat sederhana bagaimana menerapkan suatu konsep manajemen dalam sebuah korporasi. Bagaimana tidak sederhana, beliau hanya mengeluarkan secarik kertas yang berisi 10 (sepuluh) pertanyaan, dan meminta kepada seluruh anggota kelas untuk menjawab kesepuluh pertanyaan tersebut dengan “jujur”.


Singkat cerita, dari kesepuluh pertanyaan tadi (kesepuluhnya adalah pertanyaan sederhana juga, dan jawabannya juga sederhana) dijawab dengan sangat lugas oleh seluruh anggota kelas. Dan hasilnya adalah sebuah matriks yang mengelompokan seluruh anggota kelas kedalam beberapa kategori atau tipikal person. Membuat formulasi dari matriks tersebut merupakan suatu langkah tahapan strategic dalam menyusun yang namanya “Organizational Effectiveness”.

Dari case tersebut diatas, point yang ingin saya sampaikan adalah, pada dasarnya (secara basic) manusia memiliki karakter yang melekat dalam diri masing-masing dan sesuai dengan karakter tersebut, tiap individu memiliki level kekuatan/kelemahan yang mampu memberikan kontribusi tertentu dalam organisasi. Meskipun dalam beberapa literature terdapat dispute tentang hal ini, seperti dalam sebuah jurnal yang pernah saya baca, ada yang menyebutkan bahwa karakter tiap manusia dapat dirubah dengan suatu metode pelatihan/pembelajaran, namun benang merah yang saya ambil adalah tiap-tiap individu memilki potensi untuk meningkatkan ‘KONTRIBUSI’ pada level optimal sesuai dengan karakter masing-masing, tanpa harus merubahnya.

Hal tersebut diatas, ternyata sejalan dengan apa yang pernah ditulis oleh Robert S. Kaplan dalam bukunya ‘Strategy MAPS’ (Harvard Business School Press, Boston, Massachusetts)-converting intangible assets into tangible outcomes yang salah satunya melakukan pemberdayaan terhadap Human Capital Readiness sebagai salah satu Intangible assets korporasi… anda setuju?... iya saya pribadi sangat setuju, selama kita berpersepsi bahwa kita-kita (Karyawan-red) ini adalah assets dan bukan beban (cost). Hal ini penting, karena dengan berpersepsi sebagai asset secara otomatis kita akan ber-kontribusi (+) dan sebaliknya akan ber-kontribusi (-).

SUPERMAN dan SUPERTIM

Anda pernah mendengar tokoh seperti Alan Greenspan (AG)? , mantan pemimpin bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed). Para ekonom dunia, bankir, broker dll selalu memonitor apa yang dia ucapkan, maklum, apa yang menjadi ucapannya mampu memberikan warna yang lain terhadap perubahan wajah ekonomi dunia… tapi dia bukan SUPERMAN, dibelakangnya berdiri serentetan panjang nama-nama seperti William Townsend, Dick Cheney, Paul O'Neill, Sandy K. Baruah dan puluhan DOKTOR economy-technocrat yang merupakan tim hebat dalam mengerakan ekonomi US. Dan merekalah yang dinamakan SUPERTIM.

Keberhasilan ekonomi USA tidaklah semata-mata karena AG, namun merupakan suatu hasil pekerjaan SUPERTIM. Semua anggota kelompok mempunyai kontribusi masing-masing. Nah, bagaimana dengan TLKM?, menurut saya, hampir tidak ada bedanya! Suatu hasil yang dicapai oleh TLKM tentu adalah suatu karya masterpiece yang digerakan oleh gerbong besar beserta seluruh awaknya yang memiliki peran masing-masing. Everyone has their own contribution… Apa jadinya bila seorang pemimpin hanya menyampaikan kebijakan tanpa ada yang merespon untuk mengimplementasikannya?... tentu kebijakan tersebut tidak akan berdampak apa-apa, layaknya mobil tanpa roda, mobil tanpa mesin, mobil tanpa bensin, mobil tanpa sopir…dan seterusnya, hanya diam tak bergerak.Dengan mesin yang bagus, bensin murni, roda yang lengkap, aksesori yang memadai dan sopir yang piawai dapat dipastikan Mobil akan berjalan dengan sempurna dan akan mengantar kemanapun tujuan yang akan dicapai dengan nyaman dan selamat.

Melihat analogi tersebut, tentunya satu point lagi yang ingin saya sampaikan: THERE’S NO SUPERMAN, yang ada SUPERTIM.

sumber div infratel

Tidak ada komentar: