Kamis, 21 Agustus 2008

BPPT Luncurkan Layanan Online Penerjemah Kalimat


Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) meluncurkan Machine Translation atau sistem penerjemah kalimat dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris dan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia berbasis on line. Layanan ini diharapkan akan memudahkan pekerjaan penerjemahan.

"Setiap orang di mana pun bisa mengaksesnya melalui internet secara gratis melalui http://translator.iptek.net.id," kata Kepala Balai Iptek.net BPPT Hammam Riza di Jakarta, Rabu (20/8), di sela Pameran Teknologi BPPT 2008 yang berlangsung di Kantor BPPT, Jl Thamrin, sejak 19-22 Agustus 2008.

Sistem penerjemah ini, ujarnya, selain sangat cepat dalam menerjemahkan, juga dibuat lebih sesuai untuk orang-orang yang berkecimpung di bidang pemberitaan karena sistem penerjemahan kalimat-kalimatnya telah disiapkan bukan saja untuk mengenali kalimat tidak langsung. tetapi juga kalimat langsung terkait pemberitaan.

"Kami bekerja sama dengan kantor berita Antara membuat sistem ini sesuai dengan yang diharapkan melalui dua versi bahasa pemberitaan, bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dan sebaliknya," katanya.

Jika dibandingkan dengan sistem translator on line buatan Australia: toggletext.com, ujarnya, sistem penerjemah ini memiliki kelebihan yang cukup karena tidak kaku dalam menerjemahkan alinea dengan bahasa Indonesia ke alinea bahasa Inggris atau sebaliknya.

Sistem terjemahannya, lanjut dia, menggunakan model statistik dengan korpus (kumpulan kalimat) monolingual dan bilingual untuk mengembangkan kemampuan penerjemahan dan dengan korpus paralel atau kumpulan padanan sebuah kalimat dalam dua bahasa yang memiliki kesamaan arti.

"Semakin banyak korpus, maka akan semakin baik pula kemampuan penerjemahan," katanya sambil menambahkan bahwa sistem penerjemah yang dibuat dengan perangkat lunak open source itu diarahkan menjadi web translator secara penuh.

Dalam kesempatan itu pihaknya juga meluncurkan mesin penerjemah berbasis suara dari bahasa Indonesia ke bahasa Jepang dan sebaliknya.

Ia mempraktikkan langsung dengan alat itu obrolan antara siswa Jepang yang berbicara dengan bahasanya sendiri dan seorang Indonesia dengan bahasa Indonesia. "Tapi pakai bahasa Indonesia yang benar karena kalau sudah tercampur dengan bahasa Betawi atau bahasa daerah lain sistem di komputer belum mengenalnya, dan masih perlu dilatih lagi," katanya.

Teknologi dari alat hasil kerja sama dengan Jepang itu, menurut dia, meski cukup canggih masih sulit mengenal varian suara yang begitu luas, seperti warna suara, nada, atau irama logat.

sumber:kompas.com

Tidak ada komentar: