Minggu, 17 Agustus 2008

merdeka...

Serial keluarga cemara





"Merdeka....merdeka....merdeka...."

"oi...ngapain kau teriak-teriak.....brisik tau...",kata bang togar tukang becak yang lagi melamun di pojok warung, .

samsudin...anak kelas V SD maju mundur yang tadi semangat 45 langsung ciut begitu melihat kumis bang togar bergerak-gerak.

"emang lo tau kagak apa arti merdeka....?" sambung bang togar lagi.

"ya.....merdeka itu...ya....merdeka dari Belanda" jawab sam dengan polos.

"hah...qeqeqeqeqeqe....." bang togar terkekeh mendengar jawaban sam.

"emang kenapa gar....ada yang salah..???" tanya pudin pelan sambil memainkan asap rokok yang baru dihembuskannya. Pikirannya ikut melayang seiring menghilangnya asap rokok tersebut.

"abis ....itu yang saya pelajari di sekolah oom..."bela sam.

"bah...oom...aam...oom...sejak kapan aq kawin dengan kakak kau..."sungut bang togar ke sam."eh dengar ya....yang kau bilang tadi itu merdeka waktu jaman perang dulu....klo sekarang udah lain...udah gak jamannya lagi" ,lanjut bang togar.

"maksudnya....." tanya sugih.

"maksudnya...karena kita berhasil mengusir penjajah makanya kita dibilang merdeka...klo sekarang walaupun tdk ada lagi penjajah tetapi kita tetap masih terjajah..." terang bang togar dengan semangat.

"betul bang...saya setuju" sambar kohar,pengangguran kelas berat lulusan sekolah kejuruan yang dari tadi diam sambil memegang selembar koran harian tribunbatam bekas pembungkus sayur." Banyak yang bilang kita sudah merdeka...Namun apakah kita benar-benar sudah merdeka? jawabannya pasti akan berbeda. Bagi sebagian orang mungkin sudah benar-benar merasa merdeka, namun bagi sebagian yang lain mungkin saja masih merasa belum benar-benar merdeka. Dan menurut pandanganku sebagai bagian dari anak bangsa ini merasa bangsa indonesia belum sepenuhnya merdeka, belum merdeka dari kemiskinan, belum merdeka dari kebodohan, dan berbagai hal lainnya" (kutip dari Menyambut Hut RI ke 63,kolom-tutorial.blogspot.com,17-08-08).

"Coba kita lihat...saudara-saudara kita yang di sidoarjo,masih belum tahu nasibnya...klo tdk percaya coba tanya sugih aja" lanjut kohar diiringi anggukan lemah oleh sugih...dan pikiran sugih pun melayang ke kampung halamannya yang sudah berubah menjadi danau lumpur panas. Hilang sudah kenangan manisnya ketika kecil dulu.

"lalu siapa dong yang udah merdeka...?" tanya pudin.

" yang pasti bukan orang seperti kita" jawab togar.

"betul...yang merasa sangat telah merdeka adalah para pejabat dan orang-orang kaya, sementara rakyat seperti kita ini masih terjajah oleh kemiskinan. Bahkan saya pernah baca kalo angka kemiskinan dan pengangguran terus bertambah. Kemiskinan memang selalu menjadi momok bangsa ini. Meski pemerintah terus berganti dan semuanya mengklaim mampu mengurangi angka kemiskinan, kenyataanya rakyat masih tak mampu memenuhi kebutuhan dasar,namun pemerintah dalam pidoto presiden mengatakan kalo angka kemiskinan telah berkurang 15,4 persen tahun 2008 ini.(kutip dari Pengangguran dan Kemiskinan Tetap Bertambah, liputan6.com,17-08-08). Entahlah...mana yang bisa dipercaya, ucap togar lirih sambil memandang jauh...menembus gedung-gedung tinggi kokoh yang berdiri angkuh...sangat kontras dengan rimba gubuk-gubuk disebelahnya.

suasana pun hening...semuanya larut dalam pikiran panjang tanpa batas.Memikirkan masa depan diri dan keluarga masing-masing. Sampai kapankah nasib mereka akan seperti ini. Tetap dalam kemiskinan. Bukannya mereka tidak mau bekerja dan berusaha. Tetapi memang sudah tidak ada tempat lagi bagi orang kecil dengan pendidikan yang rendah.

Hawa hening pun makin menusuk kalbu di warung gubuk kecil di tengah pasar rakyat yang hiruk pikuk oleh pedagang dan pembeli.


"merdeka...merdeka...merdeka..." teriak samsudin sambil berlari ke lapangan kecil disebelah pasar rakyat.

"sialan...kampret...bikin kaget orang...!!!" umpat togar yang terkejut sampai
terlompat dari becak kesayangannya. Dan ternyata tidak hanya togar saja yang senewen dengan ulah samsudin tadi. Dia hanya bisa pasrah melihat bayangan samsudin hilang dibalik lalu lalang pengunjung pasar, namun dia melihat sedikit harapan yang datang dari pengunjung yang selesai berbelanja dan ingin kembali ke rumah.

"ternyata matahari masih bermurah hati menyinari alam ini..."ucapnya lirih.

Tidak ada komentar: