Kamis, 01 Januari 2009

“Aquarium Kemanusiaan” Bernama Gaza [2]


Sesudah Hamas berkuasa di Gaza, minuman keras dan prostitusi lenyap. Ulama, yang dulu sering “dibantai” Fatah lebih aman. Tapi Amerika kurang suka [bagian kedua]




Beda PLO, Fatah dan Hamas

Hidayatullah.com--Wajah Sarah Echiany (48), janda tiga anak perempuan ini, cemberut saat mendaki tangga kecil di apartemen rumahnya di Kiryat Gat, Israel. Ia mengaku tak mudah membesarkan tiga orang anak perempuan seorang diri, tetapi cukup mengecewakan bagi pendukung partai partai Likud ini ketika putrinya, Tali Fahima (28) telah dicap sebagai seorang penghianat bangsa.

Pada 9 Agustus 2004, Tali Fahima (memakai nama keluarga bapaknya), ditangkap agen Israel, Shin Bet dan diintrograsi di pos pemeriksaan militer Einav, sebelah utara kota Jenin.

Fahima ditangkap atas kedekatakannya (baca; menjadi pacar) dengan salah satu komandan sayap militer Fatah, Brigade al-Aqsa, Zakariya al-Zubaidi. Kedekatan ini, sangat menyinggung petinggi militer Israel.


>> Gaya komandan Fatah Zakariya al-Zubaidi (Kiri) dan pacaranya gadis Israel (kanan) Tali Fahima

Fahima adalah seorang aktivis perdamaian asal Israel. Fahima, ditangkap dan dipenjara oleh pemerintah Israel karena ia membantu masyarakat sipil korban pertempuran di Jalur Gaza (yang kebanyakan korban masyarakat sipil ialah orang Palestina). Yang lebih penting, Fahima, dikenal banyak orang sebagai kekasih Zakariya al-Zubaidi, salah satu mantan komandan Brigade al-Aqsa.

***

Al-Fatah atau Harakat al-Tahrir al-Watani al-Filastini (Gerakan Nasional Pembebasan Palestina), adalah salah satu diantara organisasi perlawanan Israel yang mencita-citakan kemerdekaan Palestina.

Sedangkan Munazzamat al-Tahrir Filastiniyyah, dalam bahasa Inggris dikenal Palestine Liberation Organisation (atau disingkat PLO) adalah lembaga politik resmi bangsa Arab Palestina yang telah mendapatkan pengakuan dari dunia internasional. Lembaga ini terdiri atas sejumlah organisasi perlawanan

PLO didirikan pada 1964, setelah didahului oleh langkah awal (Alm) Yasser Arafat untuk menyatukan semua organisasi perlawanan Palestina di bawah satu wadah. PLO berjuang mengusahakan sebuah negara Palestina di antara Laut Tengah dan Yordania. Ia berdiri pada tahun 1969 hingga meninggal pada tahun 2004, Yasser Arafat merupakan ketua organisasi ini.

Fatah sebenarnya secara teknis bukan merupakan partai politik, namun ia adalah salah satu faksi dalam PLO, sebuah konfederasi multipartai.

Fatah didirikan pada tahun 1958 atau 1959 oleh sekelompok warga Palestina yang menempuh pendidikan di Kairo, salah satunya Yaser Arafat. Setelah “Perang Enam Hari” pada tahun 1967, Fatah muncul sebagai kekuatan yang dominan dalam dunia politik di Palestina. Pada akhir 1960 Fatah bergabung dengan PLO dan pada tahun 1969 menjadi pemimpin dalam PLO. Sejak saat itu, Arafat menjadi pemimpin PLO dan Fatah hingga meninggal dunia pada tahun 2004. Selanjutnya, posisinya Ketua Fatah digantikan Farouk Kadoumi.

Berubah Bobrok



>> Zakariya al-Zubaidi sedang mengangkat Mahmoud Abbas

Pada permulaan munculnya, garakan Fatah cukup diperhitungkan Israel, apalagi dengan sayap militer Brigade Syuhada al-Aqsa. Beberapa operasi militer yang ditujukan terhadap Israel telah dilakukan, pada Maret 2002 kelompok ini berhasil melakukan operasi di Beit Yisrael Jerusalem yang menyebabkan tewasnya 11 orang Israel, pada Januari 2003 kelompok ini juga menyerang terminal bus di Tel Aviv, yang menewaskan 22 orang, pada bulan Januari 2004 Jerusalem masih menjadi sasaran, sehingga 19 orang tewas, brigade ini juga pernah bekerja sama dengan Hamas, pada bulan Maret 2004 kedua kelompok itu melakukan aksi militer di pelabuhan Ashdod yang menyebabkan tewasnya 10 pasukan Israel. Di beberapa kesempatan Brigade Syahid al-Aqsa juga melakukan kerja sama dengan Jihad Islam dalam melakukan serangan terhadap Israel.
Akan tetapi kedekatan Amerika dengan Fatah tetap tidak bisa ditutup-tutupi. Pada tahun 2006 Amerika mensuplai senjata dan amunisi, serta melatih pasukan Fatah. Koran Israel, Ha’aret melansir bahwa Abbas mendapat 84,6 milyar dolar dari Amerika untuk memperkuat keamanannya.

Saat terjadi perseteruan antara Fatah dengan Hamas. Borok-borok tokoh Fatah dan sayap militernya mulai tampak sehingga simpati rakyat Palestina pun mulai pudar.

Banyak dari rakyat Palestina yang membenci Fatah dan Brigade Syahid al-Aqsa, baik mereka yang berada di Gaza maupun tepi Barat. Termasuk akibat perilaku Zakaria Zubaidi.

Seorang penduduk asal Palestina, Abu Walid mengatakan kepada Islamonline, ”Saya berasal dari Jenin tepi Barat, tempat dimana Zakaria berada. Saya menegaskan kapada Anda bahwa Zakaria selalu ada di jalanan Jenin, dan Israel memiliki kemampuan setiap saat jika hendak membunuhnya. Akan tetapi para penjajah tahu benar bahwa ”senjata” semacam Zakaria harus tetap hidup.” Ia menambahkan, ”Oleh karena itu Saya menegaskan bahwa selamatnya dia dari pembunuhan bukan karena dia mampu menghindari, akan tetapi karena dia berada dalam satu barisan yang diinginkan Israel.”

Brigade al-Aqsa Pecah

Sayap militer Fatah ini mulai terbelah setelah Zakariya Zubaidi, pemimpinnya mengumumkan agar semua personelnya menyerahkan senjata kepada pemerintah dan menghentikan serangan terhadap Israel pada tanggal 15 Juli 2007. Sebagian menyerahkan senjata, akan tetapi yang lain tetap memegang senjata, kelompok ini menamakan diri Fursan Al Lail (para penunggang kuda di malam hari) yang dipimpin Mahdi Abu Ghazalah, bahkan mereka juga membantu beberapa personel Hamas dari serangan sebagian pengikut Fatah di Nablus.

Setelah Fatah meninggalkan Gaza menuju Tepi Barat, maka para pengikutnya mulai mengincar para pendukung Hamas di Tepi Barat. Palestina Times melansir bahwa pada Jum’at 20 Julis 2007, dua penduduk dari desa Dir Ibzi’ Ramallah Timur, Haitzam Samir dan Ali Jakfar diculik oleh petugas keamanan yang terdiri dari unsur Fatah, lima hari sebelumnya juga telah diculik Abdus Salam Jakwan, ajudan Mentri Pendidikan dan Pengajaran.

Sebelumnya, pada 18 Juli 2007 di Jenin petugas keamanan juga menculik Ahmad Sholih Mar’i dari kampungnya Kafr Dan, begitu juga diculiknya 4 orang di salah satu fitnes center di Jenin.

Pada hari yang sama di Ramallah orang-orang bersenjata Fatah menculik Ir. Fathullah As Shaidi wakil asisten kementrian hukum lokal, laki-laki yang berasal dari Tulkarem itu pun dianiaya dengan pukulan, masih kurang puas, meraka mencuri uang, handphone serta kendaraannya.

Begitu juga imam masjid desa Dir Ibzi’ Syaikh Sulaiman Umar menjadi korban penculikan yang di lakukan Fatah pada 12 Juli 2007, juga dua bersaudara Usamah dan Sahir yang merupakan saudara kandung prajurit Al-Qassam yang telah syahid Samir Dawahaqah di propinsi Salfit. [Thoriq/cha/www.hidayatullah berlanjut..]

Tidak ada komentar: