Jumat, 20 Februari 2009

Cina Bangun Pelabuhan Bungus

.


Padang, Singgalang
Berbagai potensi alam yang dimiliki Sumbar terus menarik sejumlah investor dari berbagai negara. Kemarin, Gubernur Sumbar, kembali membuat nota kesepakatan dengan Cina, untuk membangun pelabuhan Bungus Teluk Kabung dan bidang pertambangan. Kerja sama Sumbar dengan investor Cina itu rencananya menggunakan sistem build operate transfer (BOT).

“Cina, dalam satu tahun terakhir sudah masuk ke Sumbar untuk melirik bidang pertambangan, seperti bijih besi, timah hitam dan batu bara. “ kata Gubernur Sumbar, Gamawan Fauzi, kepada wartawan usai menerima kunjungan rombongan dua investor Cina, di gubernuran Kamis (18/2).

Dua investor Cina itu adalah Guang Zhou Ship Cannel Bureau Limited Company dan Chinese Huan Yu Mining Invesment. Kedua perusahaan besar di Cina itu, sepakat dengan Pemprov Sumbar untuk mereklamasi Pelabuhan Bungus, dengan melengkapi infrastrukturnya seperti jalan, jembatan, terowongan serta lainnya. Tujuannya untuk menjadikan pelabuhan tersebut menjadi pelabuhan berskala internasional.

“Selain membangun Pelabuhan Bungus, dua investor ini juga akan membangun pabrik perakitan kendaraan keluaran Cina. Tidak hanya itu mereka melirik daerah pertambangan kita di Sawahlunto. Sebab Sawahlunto, masih tersimpan sekitar 60 juta ton tambang dalam yang dimanfaatkan investor,” jelas Gamawan.
Menurutnya, kerjasama dalam pembangunan pelabuhan Bungus akan menggunakan sistem BOT. Pembangunan tersebut akan membawa dampak yang positif bagi perekonomian masyarakat Sumbar, sebab pelabuhan Bungus memiliki potensi yang lebih besar dibanding teluk Bayur.

Disebutkannya, sistem BOT itu, investor yang membangun, mengoperasionalkan. Dalam waktu tertentu mereka transfer. Misalnya disepakati kerjasama selama 30 tahun, selama waktu itu daerah tidak mendapatkan income. Tapi setelah waktu yang ditentukan habis maka pelabuhan itu menjadi milik daerah. Efek positif yang ada dibalik pembangunan itu akan mengembangkan semua bidang. Misalnya pergudangan akan tumbuh, eksport, import juga kan tumbuh, sebab semuanya kapal akan masuk dari pantai barat.

“Perusahaan itu diberi jangka waktu enam bulan ke depan, untuk melakukan pengkajian serta membahas segala hal terkait investasi. Setelah itu kita akan memfollow upnya ke tingkat lebih lanjut,” papar Gamawan, didampingi Wakil Gubernur, Marlis Rahman.
Sebagai realisasi dari kerjasama yang telah dibuat sebelumnya, dalam waktu dekat akan diresmikan pabrik pengolahan galena timah hitam di 50 kota. Mereka sudah menambang eksploitasi pengolahannya. Sedangkan kedatangan mereka kemarin khusus untuk pembangunan pelabuhan teluk bungus perakitan kendaraan kuluaran cina dan bidang pertambangan di Sawahlunto.

Selaku kepala daerah, Gamawan akan men-support investor yang masuk ke daerah ini, sebab Sumbar bersaing dengan daerah lain dalam menggaet investor.
Mr. Hetong Ping, perwakilan dari Guangzhou mengatakan, kedatangannya dalam kunjungan yang ke empat di Sumbar untuk menjalin bisnis, terutama dalam bidang konstruksi untuk pembangunan pelabuhan. Dia berharap kerjasama tersebut mampu memberikan manfaat bagi masyarakat Sumbar. “Selain di Indonesia, jasa kami juga digunakan dibeberapa negara seperti di Timur Tengan dan Asia Tenggara lainnya,” kata Hetong.
Dia menyebutkan, kualitas konstruksi yang mereka kerjakan sangat bagus, sebab mereka menggunakan mesin modren dan canggih. Sehingga konstruksi yang mereka bangun memberikan jaminan yang tinggi bagi negara yang bekerjasama dengan mereka.

Konsulat Jenderal Indonesia untuk Hongkong, Feri Adamhar, mengatakan dua investor dari Cina yang berkunjung ke Sumbar, merupakan investor dengan kualitas yang sangat baik. Mereka memiliki sertifikasi yang diakui dunia internasional. Dia berharap investor itu bisa membangun Sumbar menjadi daerah yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Sementara, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Sumbar, Andawarneri, mengatakan, banyak daerah di Sumbar yang memiliki potensi tambang timah dan bijih besi, seperti di 50 Kota, Pasaman Barat dan beberapa daerah lainnya. Meski begitu, ada juga pemerintah daerah yang membatalkan izin (KP) penambangan, karena tidak adanya aktivitas.

Pada tahun 2008 lalu izin penambangan yang dibatalkan masing-masing kabupaten di Sumbar sebanyak 240 KP lebih. Sedangkan 2009 ini pembatalan penambangan belum terdata.(107)



hariansinggalang.co.id
Jumat, 20 February 2009

Tidak ada komentar: