Kamis, 12 Februari 2009

Dua Mahasiswa Indonesia Hilang



Kebakaran Semak Terburuk di Australia
Sudah Renggut 200 Jiwa



VICTORIA, TRIBUN - Dua mahasiswa Indonesia, Rudi dan Dean Lesmano, dilaporkan hilang dalam peristiwa kebakaran hebat di Negara Bagian Victoria, sebelah tenggara Australia. Sampai saat ini, nasib keduanya belum diketahui. Juga belum jelas, apakah mereka menjadi korban kebakaran atau tidak.

“Data keduanya masih diverifikasi,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri, Teuku Faizasyah di Gedung Deplu, Jakarta, Kamis (12/2).


Menteri Utama negara bagian Victoria, John Brumby seperti dilansir BBC, kemarin, memperkirakan, kebakaran semak yang terjadi mulai akhir pekan lalu Australia itu sampai Kamis (12/2) telah menewaskan 200 orang, 500 orang terluka, 1.000 rumah terbakar, 5.000 orang kehilangan tempat tinggal, dan 365 ribu hektare lahan terbakar habis.


Menurut keterangan dari Konsulat Jenderal RI di Melbourne, Rudi dan Dean diketahui berasal dari Medan, Sumatera Utara dan Samarinda. Konsulat di Melbourne sama sekali tak bisa masuk ke lokasi kebakaran. “Hanya petugas keamanan dan tim bantuan yang boleh masuk,” ujar Faizasyah.


Namun, tambah Faizasyah, Deplu telah mengirimkan satu orang ke tim penanggulangan bencana untuk melakukan koordinasi. Konsulat Jenderal RI di Melbourne juga menyediakan kontak person untuk mengetahui perkembangan WNI di lokasi kebakaran. “Ada kontak person dari fungsi konsuler di sana, nomornya + 61406183343, atas nama Abel,” tambah dia.


Secara terpisah, Direktur Perlindungan WNI, Teguh Wardoyo juga membenarkan informasi tersebut. Diungkapkannya, pada Rabu 11 Februari 2009, Deplu sudah berkonsultasi dengan Konsulat Jenderal RI di Melbourne.


Hilangnya Rudi dan Dean diketahui dari informasi kakak Rudi, Julianne yang mengaku putus kontak dengan keduanya sejak Sabtu, 7 Februari 2009. Rudi dan Dean Lesmano adalah dua mahasiswa pertukaran pelajar asal Indonesia.


“Keluarga kami di Medan, Indonesia, juga sangat khawatir karena belum ada laporan keberadaan mereka,” ujar saudara kandung Rudi, Julianne seperti ditulis the age.com.au, Kamis (12/2). Keluarga pun sudah menghubungi polisi, palang merah, dan Kedutaan Besar RI di Australia. Julianne menulis, “Sebelum memulai pekerjaan pada Rabu nanti, keduanya ingin jalan-jalan menggunakan mobil”.


Keduanya merupakan mahasiswa jurusan memasak dari Institut William Angliss. Rudi dan Dean Lesmano ingin berlibur sebelum memulai pekerjaan sebagai koki profesional di restoran masakan Jepang di Toorak. “Dia (Rudi) menerima tawaran untuk bekerja paruh waktu,” ujar Julianne.


Niat Rudi dan Dean adalah sekadar berwisata dan tak lupa mengambil beberapa foto di lokasi yang kini ludes terbakar, Marysville. Mereka hilang bersama mobil Honda Jazz berwarna Ungu yang ditumpanginya. Rudi dan Dean tidak menyadari bahwa ketika meninggalkan kediaman di Surrey Hills, Melbourne, ada api yang menjalar di wilayah yang menjadi tujuan lokasi wisata mereka.


Dalam kebakaran tersebut, api yang diduga disulut dengan sengaja telah menghanguskan kota Marysville dan Kinglake. Kepolisian menyatakan setengah pemukiman penduduk di Kingslake terbakar hingga rata tanah. Angka kematian diperkirakan masih akan meningkat.


Pemerintah kota Marysville, menyatakan seperlima warganya tewas. Mereka memperkirakan masih banyak tubuh terkubur di balik puing-puing. Kepala pemerintahan Victoria, John Brumby, menduga sebagian kebakaran yang tersebar di 20 titik ini sengaja disulut.


Hari berkabung nasional
Kamis kemarin, polisi memeriksa dua orang yang dicurigai sebagai penyebab dengan kebakaran semak belukar terburuk dalam sejarah Australia. Penyelidikan ini masih dalam tahap awal dan polisi menolak mengatakan apakah kedua orang yang ditanyai itu merupakan tersangka atau ditahan. Pihak aparat mengatakan setidaknya dua titik api asal kebakaran mematikan ini sengaja dinyalakan oleh orang.


Meski hujan turun semalam dan suhu udara lebih dingin pada Kamis (12/2), para petugas pemadam masih terus berupaya memadamkan api. Perdana Menteri Kevin Rudd mengumumkan hari berkabung nasional. Kevin menggambarkan kebakaran semak belukar ini sebagai “pembunuh masal”, dan berjanji untuk membangun kembali masyarakat yang hancur dengan anggaran federal tanpa batas.


Sementara jenazah korban masih berdatangan dari kota-kota yang habis terbakar, polisi melarang sejumlah warga kembali ke rumah mereka dengan alasan situasinya masih terlalu parah untuk dilihat.


Para penyelidik masih menyisir kota yang 80% gedung habis terbakar, dan mereka tidak bisa mengidentifikasi atau memindahkan jenazah korban. “Masih banyak jenazah di rumah-rumah warga,” ujarnya.(*/viv/bbc)


tribunbatam.co.id
Written by anto
Jumat, 13 Pebruari 2009

Tidak ada komentar: