Selasa, 24 Februari 2009

Ruangan Kantor Pun Berpotensi Timbulkan Penyakit

.




SIAPA menyangka di dalam ruangan yang sejuk dan bersih radikal bebas masih terus mengancam. Banyak pekerja kantoran mengeluhkan kesehatan mereka makin menurun, di antaranya mata sering berair, sulit konsentrasi, sampai gangguan saluran pernapasan.

dr Handy Purnama, Medical Marketing Manager PT. Bayer Healthcare Consumer Care, di Jakarta, Rabu (18/2), mengatakan, berdasar penelitian yang dilakukan sekitar 10 sampai 15 tahun lalu, ditemukan gejala-gejala seperti itu pada pekerja kantoran.

"Tapi kalau mereka memeriksakan diri ke dokter tidak ada nama spesifik dari penyakit itu," ujar Handy.

Dengan majunya pengetahuan, penyakit yang dinamakan sick building syndrome (SBS) diketahui. "Gejala-gejalanya persis seperti dikeluhkan para karyawan itu," kata Handy.

Dua belas jam dalam sehari bisa dihabiskan para pekerja di kantor. Selama bertahun-tahun, rutinitas ini dilakukan. Sayang, kerap kali gejala-gejala SBS tidak disadari si penderita. Padahal, jika berlarut, penyakit ini dapat terakumulasi dengan penyakit-penyakit lain yang berdampak buruk bagi kesehatan secara umum.

"SBS disebabkan oleh radikal bebas yang berasal dari debu yang dibawa para pekerja dari luar. Perkakas kantor pun dapat menjadi sumber radikal bebas. Mesin foto kopi, AC, bahkan debu yang tersimpan dalam tumpukan barang-barang di kantor dapat menyebabkan radikal bebas," papar Handy.

Meski tubuh mempunyai antioksidan sendiri, zat penangkal radikal bebas, jika terlanjur banyak radikal bebas yang masuk tubuh dan mengendap, maka butuh penanganan khusus. Cara ampuh yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi vitamin.

"Vitamin yang dikonsumsi tidak dapat satu jenis saja, diperlukan beberapa jenis vitamin seperti A, B, E," terang Handy. Bila hanya salah satu yang dikonsumsi, upaya penangkalan tidak maksimal. Radikal bebas masih bebas hidup.

Selain vitamin-vitamin, asupan mineral seperti zinc dan selenium juga dibutuhkan tubuh untuk membantu mengeluarkan sampah-sampah yang menumpuk.



kompas.com
rabu, 18 februari 2009

Tidak ada komentar: