Rabu, 04 Maret 2009

Sarapan Pagi di Sijunjung; Menteri Koperasi Terbayar Rp8 Miliar

Sijunjung, Singgalang





Menteri Negara Koperasi dan UKM, Suryadharma Ali mengaku salut dan bangga melihat kepemimpinan Bupati Darius Apan, karena selama kepemimpinannya pembangunan Kabupaten Sijunjung maju pesat.

“Terus terang saya salut dan bangga melihat kepemimpinan bupati, karena selama kepemimpinannya pembangunan daerah ini maju pesat, baik bidang ekonomi kerakyatan, maupun infrastruktur,” kata menteri ketika meresmikan pemakain 85 unit kios pasar Sijunjung, Rabu (4/3).

Berhasilnya bupati memajukan pembangunan Kabupaten Sijunjung, karena dia pintar menggaet dana pusat. “Bupati pintar merayu,” kata menteri disambut gelaktawa ratusan hadirin.

“Pada tahun 2006 saya pernah berkunjung ke daerah ini yang waktu itu masih bernama Kabupaten Sawahlunto Sijunjung. Ketika sarapan pagi di rumah bupati dengan rendang dan ikan asin, bupati merayu saya dengan gaya sangat meyakinkan.”

Bupati mengatakan bahwa di daerah ini sudah ada pasar ternak, tapi belum representatif. Bupati menyebutkan bahwa ternak sudah ada, tapi belum banyak. Begitu juga pasar tradisional, jumlahnya cukup banyak, namun belum bagus. Sementara koperasi sudah banyak yang mati karena ketiadaan dana.

“Karena saya terpedaya oleh rayuan bupati, sambil menyuap nasi saya berjanji membantu pembangunan pasar ternak. Setelah nasi saya suap kembali, saya janjikan lagi dana untuk pembeli sapi. Nasi disuap lagi, janji untuk membantu pasar dan koperasi muncul lagi, sehingga setiap suap nasi aya janjikan dana Rp1 miliar. Akhirnya dalam sarapan pagi itu saya terbayar Rp8 miliar,” aku menteri yang kembali mengundang kelaktawa hadirin.

“Dari Rp8 miliar yang saya janjikan itu, Rp6 miliar sudah terealisasi. Saya yakin dana yang Rp6 miliar itu belum dipergunakan seluruhnya, sementara hasil sudah terlihat nyata.. Inilah sisi lain kehebatan Bupati Sijunjung,” sebut menteri.

Tentang pemakaian 85 unit kios pasar Sijunjung yang diresmikan, menteri berharap kepada pengurus koperasi pasar dan pedagang untuk menjaga dan memeliharanya sebaik mungkin. Jangan biarkan pasar semeraut, kotor dan busuk.

Biasanya, kelemahan pasar tradisional tidak saja becek, semeraut, kotor dan busuk, tapi sampah juga berserakan dan pedagang menggelar dagangannya dengan tidak beraturan. Akibatnya pembeli hanya sekali mau berbelanja, setelah itu dia tidak datang lagi. Klimaksnya pedagang gulung tikar dan pasar tradisional mati.

“Saya berharap kelemahan itu tidak terjadi di pasar Sijunjung ini, untuk itu tolong jaga serta pelihara kebersihan dan ketertibannya,” harap Menteri Negara Koperasi dan UKM, Suryadharma Ali.

Sebelumnya Bupati Darius Apan mengatakan, kendati rasio jumlah penduduk dengan luas wilayah berada pada kisaran 62 penduduk untuk 1 kilometer, namun fakta di lapangan menunjukan hal yang sangat kontradiktif, karena hampir 70 persen wilayah Kabupaten Sijunjung tercatat sebagai kawasan hutan lindung.

Bahkan kondisi ini juga diperparah oleh topografi daerah yang didominasi perbukitan bergelombang, sehingga menyebabkan harga satuan biaya pembangunan berbagai bidang cukup tinggi dibanding daerah lain di Sumatra Barat.

Menyikapi kondisi yang ada, kata bupati, Pemkab Sijunjung menetapkan nagari sebagai basis pembangunan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat sebagaimana tertuang dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah 2006-2010.

Berbagai program dan kegiatan pembangunan yang pelaksanaannya dipusatkan di nagari, telah menunjukan hasil cukup menggembirakan. Berdasarkan data rumah tangga yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS), telah terjadi penurunan jumlah RT miskin yang cukup signifikan pada tiga tahun terakhir ini, sebut Bupati Darius Apan.

Sementara Kepala Dinas Koperindag dan PM Kabupaten Sijunjung, Yasri, SE mengatakan, 85 unit kios yang pemakaiannya diresmikan, dibangun dengan dana APBN Rp1 miliar serta dana APBD Kabupaten Sijunjung Rp1,4 miliar. (206)


hariansinggalang.co.id
kamis, 05 maret 2009

Tidak ada komentar: