Minggu, 05 April 2009

Mengukur Efektivitas Iklan


KALAU kita tidak pernah mengetes usaha marketing yang kita lakukan, maka hasil yang kita dapatkan tidak akan optimal pula. Contohnya ada suatu bank besar di Indonesia yang beberapa tahun lalu pernah me-launching salah satu produknya dengan melakukan suatu promosi yang sangat sensasional “Berhadiah Mercy SLK 230”.

Tetapi bank tersebut memberikan headline “Transfer balance” dan ketika saya beberapa kali mencoba menanyakan kepada para peserta seminar yang saya adakan, sebagai contohnya ketika saya mengadakan seminar Marketing Revolution di Surabaya pada tahun 2004, dari ratusan peserta yang ada, ternyata hanya 2 orang yang mengerti maksud transfer balance tersebut.


Pada dasarnya bank tersebut sudah berusaha untuk memberikan hadiah yang sangat luar biasa dan sangat sensasional. Namun sayang sekali, menurut saya mereka tidak mengadakan tes kecil terlebih dahulu headline iklan tersebut, sehingga terjadilah blunder marketing. Bank tersebut mungkin pernah mengadakan tes terlebih dahulu, namun kemungkinan mereka salah tempat atau segmentasinya, sehingga mengeluarkan banyak biaya namun tidak memberikan hasil yang optimal.


Ternyata pada saat itu banyak orang yang masih bingung arti dari transfer balance tersebut. Memang bank tersebut benar-benar memberikan hadiah yang sangat luar biasa, tetapi jika banyak orang masih bingung tentang arti transfer balance tersebut, akan terjadi ketidakefektifan program pemasaran yang dilakukan. Dan ternyata telah saya buktikan, banyak orang akan lebih memahami iklan tersebut dengan mudah jika diganti dengan :


“GRATIS ! Mercy SLK 230. Pindahkan Tagihan Kartu Kredit Anda ke (Nama Bank) - Visa dan Dapatkan Mercy SLK 230”


Sekali lagi saya mengingatkan, kita harus selalu mengadakan tes yang lebih kecil terlebih dahulu, sehingga kita akan lebih mengetahui tingkat efektifitas iklan yang akan kita gencarkan, sehingga biaya besar yang kita keluarkan tidak terbuang percuma.


Kita dapat mengadakan tes yang lebih kecil antara lain dengan cara mencetak brosur terlebih dahulu.

Kemudian kita bagikan kepada target market dan kita mengadakan angket supaya dapat diketahui tingkat pemahaman mereka dari tes iklan yang kita berikan. Sehingga jika banyak target market kita yang tidak menangkap maksud dari iklan yang kita berikan, kita bisa menggantinya terlebih dahulu dengan iklan yang jauh lebih efektif. Oleh karena itu jika kita tidak pernah mengadakan tes kecil terlebih dahulu, hasilnya bisa “bumi dan langit” , akan sangat jauh berbeda.


Kita dapat mengukur tingkat keefektifitasan iklan yang dibuat dari skala yang terkecil terlebih dahulu, adapun yang dapat kita tes kecil antara lain dari segi headline nya, harganya, isinya, dan mengapa mereka harus take action sekarang. Oleh karenanya kita akan mengetahui dengan lebih awal, apakah iklan yang akan kita buat ini nantinya akan menghasilkan atau tidak.


Dalam melakukan suatu strategi pemasaran, kita harus mengetahui dengan lebih pasti cara-cara apa yang akan mendatangkan hasil yang jauh lebih baik. Ternyata banyak orang yang datang dalam seminar Marketing Revolution yang saya adakan antara lain karena mendengar informasi dari radio, iklan di koran, membaca brosur yang disebarkan ataupun karena diajak oleh temannya.


Data data yang ada telah dibuktikan, bahwa marketing yang terbaik adalah dari mulut ke mulut (word of mouth). Ketika ada satu orang datang dan menyatakan bahwa Marketing Revolution ini merupakan seminar yang dahsyat dan oleh karenanya ia mempunyai keinginan dan memberikan referensi agar teman atau saudaranya juga harus datang, merekapun akhirnya banyak yang datang setelah diberikan referensi tersebut.


Adapun kunci marketing yang paling bagus adalah referal (referensi dari orang lain). Namun demikian, harus selalu diingat bahwa dalam menjalankan kegiatan pemasaran kita harus melakukan pengukuran secara rutin, sebab jika kita tidak pernah mengukur akan dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar. Sebagai contohnya, jika kita memasang iklan di majalah tetapi tidak pernah kita ukur, akan terjadi pemborosan yang besar.


Kalau kita tidak pernah mengukur, biaya marketing yang besar akan hilang begitu saja. Oleh karenanya kita harus mengadakan tes yang terkecil lebih dulu. Dari pada kita memasang iklan satu halaman penuh di koran, lebih baik kita lakukan tes terlebih dahulu 1/8 halaman kali empat untuk diketahui efek/ responnya terlebih dulu di halaman yang berbeda-beda, iklan mana yang sebenarnya akan bekerja secara optimal, iklan yang benar-benar “it works” , kemudian keesokan harinya baru ½ halaman, dengan biaya sama. Tapi hasilnya akan jelas lebih bagus karena pernah di tes sebelumnya. (*)


tribunbatam.co.id
Senin, 06 April 2009

Tidak ada komentar: