Jumat, 10 April 2009

Potensi Caleg Stres 50 Persen




JAKARTA-Dokter Spesialis Penyakit Dalam, FKUI, RSCM, dr Ari Fahrial Syam, memprediksi angka caleg yang mengalami stress akan mencapai 50 persen. Terutama pada caleg yang bukan berasal dari kalangan politikus."Kami mengamati perkembangan politik saat ini, sebanyak 50 persen dari mereka akan terguncang jiwanya, terutama yang bukan dari kalangan politikus. Kalau masalah stress semua pasti stress tapi tergantung cara mereka mengatasinya," jelas dr Ari Fahrial kepada Republika, Jumat (10/4).

Pihaknya beserta seluruh dokter di Indonesia terus mengamati fenomena ini. Hingga saat ini pihaknya mengaku belum mendapat info mengenai gangguan jiwa para caleg pasca pemilihan."Saya kira baru ada perkembangan setelah pengumuman atau kepastian dari KPU. Seminggu atau dua minggu kemudian," kata dr Ari.

Menurut dr Ari, para caleg yang ikut dalam pesta dmeokrasi saat ini tidak memperhitungkan dampak yang akan dihadapinya. Mereka tidak menyadari kalau peluang masuk sebagai anggota dewan sangat kecil hanya sebesar lima persen. "Harusnya mereka menyadari kans mereka kecil," katanya.

Namun, imbuh dr Ari, disisi lain, mereka berharap besar bisa lolos masuk anggota legislatif. "Dengan memiliki konstituen yang kecil, itu sama saja mereka bermimpi jadi anggota dewan," ujarnya.

dr Ari memaparkan sejumlah caleg tersebut melakukan berbagai upaya untuk menjadi anggota dewan, sepErti menghabiskan harta benda mereka, pinjam uang sana sini. "Dan pada saat menerima kenyataan dia tidak berhasil, nah inilah yang menimbulkan stress," kata dr Ari.

Pada saat kepastian datang, mereka tidak masuk menjadi anggota dewan. Tentunya strees akan mendera mereka, karena mereka dirasuki berbagai perasaan, seperti malu, kegagalan yang terus mendera, bahkan utang sana-sini. "Keadaan ini suatu yang berpotensi besar mereka akan mengalami stress yang jenisnya bermacam-macam. Tapi tidak bagi seorang politikus yang sudah siap mental untuk siap kalah," katanya.

Menurut dr Ari stress yang seperti ini bisa menimbulkan depresi. Misalnya tidak mau ketemu orang banyak, menyendiri, menyesali perbuatannya, sedih yang berkepanjangan. "Bahkan hingga menyebabkan gangguan kejiwaan," tandasnya.

Selain itu, bisa juga menimbulkan gangguan psikoterapi, misalnya jantung berdebar, sakit kepala, gangguan pencernaan, susah tidur. "Nah ini berdasarkan dari faktor psikis tadi," katanya.

Untuk penderita penyakit kronis, lanjut dr Ari, seperti gula darah dan kencing manis, akan membuat penyakitnya semakin parah dan tidak terkontrol. "Ada beberapa contoh kejadian, beberapa caleg kena serangan jantung karena stress, dan lucunya ada yang menang seperti Sutradara Ginting," katanya.(she/kpo)



republika.co.id
Jumat, 10 April 2009 pukul 18:45:00

Tidak ada komentar: