Senin, 25 Agustus 2008

sepatu baru

Serial keluarga cemara


Suatu pagi di rumah kohar,pengacara kondang di desa makin mundur.

"bang...bang...mau kemana bang...rapi amat..." tanya kohar begitu melihat bang togar berjalan tergesa-gesa didepan rumahnya sambil membimbing si ucok, anak semata wayangnya..
"oh..ini..aq mau ke pasar dulu" jawab bang togar cepat.
"tumben gak narik..."lanjut kohar. "abis dapat durian jatuh ya...?" sambung kohar.
"taulah kau...kemarin kan aku dapat uang dari pak komar...makanya aku mau beli bahan-bahannya buat pawai nanti sore...becaknya udah aku mandiin pake kembang segala, jadi sengaja gak dipake dulu...ya udah aku jalan dulu ya" jelas bang togar.
"o...begitu...ya hati-hati bang", balas kohar, melanjutkan kembali membaca koran terbitan semalam.


Sementara itu, ucok nababan, berjalan dengan riang gembira bersama ayahnya kepasar karena telah dijanjikan akan dibelikan sepatu baru. Maklum sepatu anak kelas v sd maju mundur ini sudah memasuki masa grace alias expired.

"yah...nanti aku sepatunya warna pink ya..." pinta ucok.
"bah...kau jangan maluin aku donk,kau kan anak laki-laki...klo laki-laki itu sepatunya warna hitam,emang kau anak perempuan" balas bang togar.
"tapi yah...kemarin si sari pakai sepatu itu bagus kok" bela ucok.
"ya iyalah...diakan perempuan" ujar bang togar.
"bukan yah...dia juga laki-laki kok" sungut ucok.
"bah...ada laki-laki yang namanya sari...?"
"ada tuh...si sari anak pak soleh tukang sate itu..."jawab ucok.
"memangnya nama lengkapnya siapa...?"tanya bang togar.
"saripuddin yah..."jawab ucok lagi.
"bah...kau ada aja...emang dunia sudah tua...hehehe..tapi kau jangan pilih yang pink itu ya...klo hitam cocok kali buat kau...!" rayu bang togar.
"gak mau...ntar sama pula kayak si andi" rengek ucok.
"ya gak apa-apa lah...kan sama-sama laki-laki" jelas bang togar.
"dia kan perempuan yah...?" balas ucok.
"bah...si andi itu perempuan...?" ucap bang togar kaget untuk kedua kalinya.
"ya...andi soraya, anak pak yusup yang pegawai itu yah" jawab ucok.
"addduh.....dunia memang sudah gila....atau aku yang bodoh kali ya..."sungut bang togar.
"ya udah terserah kau lah...nanti pilih aja...kita udah sampai nih" akhirnya bang togar mengalah, yang disambut dengan gembira oleh ucok.


Dengan sabar bang togar menemani ucok keluar masuk toko untuk mencari sepatu sekolah yang diidamkannya. Setelah beberapa toko akhirnya sepatu yang diidamkan pun ketemu, dan terjadilah tawar menawar harga.

"mbak..yang ginian berapa duit...?" tanya bang togar sambil menunjuk sepasang sepatu yang terletak rapi di dalam etalase.
"kalau yang ini seratus lima puluh ribu pak" jawab penjaga toko ramah.
"bah...mahal amat...bisa kurang "lanjut bang togar kaget.
"bisa pak...nanti ada diskonnya, bapak mau yang mana...yang ini ya...? jawab penjaga toko dengan lembut.
"ya anakku maunya warna itu..." sambung bang togar menunjuk sepatu yang dimaksud.

Dengan sigap penjaga toko yang ramah dan cantik itu tanpa ba bi bu lagi langsung membungkus sepatu tersebut, dan menyerahkannya ke kasir. Petugas kasir pun segera memproses belanjaan bang togar.

"pak, harga totalnya seratus tiga puluh ribu rupah" ujar petugas kasir.
"bah...mahal amat katanya bisa kurang...bagaiman kalau dua puluh ribu aja..."jawab bang togar kaget.

Dengan lembut petugas kasir menjelaskan kalau itu adalah harga terendah setelah dipotong diskon.Dan harga ini tidak bisa ditawar lagi.

"kalau tidak mau aku tambah jadi 30 ribu..."pinta bang togar lagi. Namun petugas kasir tetap tidak mau.
"kalau bapak tidak sanggup mungkin bisa cari sepatu lain yang lebih murah pak..."saran petugas kasir dengan suara lembut tetapi dengan wajah kesal sambil melirik bosnya yang berdiri tidak jauh dari meja kasir. Bang togar pun setuju dan kembali memilih sepatu dengan harga yang lebih murah.

"kalau yang ini berapaan..." tanya bang togar.
"delapan puluh ribu pak..."jawab penjaga toko.
"bisa 20 ribu...?" tanya bang togar lagi.
"tidak bisa pak...harganya setelah diskon 65 ribu" jelas penjaga toko.
" ya udah aku tambah jadi 25 ribu saja ya..."lanjut bang togar. Penjaga toko yang sudah dari awal melayani bang togar tidak menjawab tetapi segera menemui bosnya minta pendapat sebelum kekesalannya memuncak.

"kata bos saya bapak boleh beli sepatu ini seharga 55 ribu saja, dan itu sudah yang terendah, tidak bisa ditawar lagi..." terang penjaga toko dengan tegas setelah berunding dengan bosnya. Bang togar menarik nafas dan membuangnya dengan keras sambil melirik ucok yang menatap sepatu itu dengan penuh harap. Sebenarnya dia punya uang 55 ribu tetapi itu juga akan dipakai untuk beli kertas hias untuk menghias becaknya dan membeli pesanan maknya si ucok. Setelah terdiam sejenak, akhirnya dia mengalah,tidak apa-apalah demi ucok.

"ya aku ambil yang itu saja" jawab bang togar lemah. Sambil langsung menyerahkan uang 55 ribu pas, karena memang cuma itu saja yang ada dalam kantongnya. Dengan suka cita ucok menenteng kantong sepatunya dan tetap gembira walau harus pulang dengan berjalan kaki kembali.

Dengan lemas bang togar berjalan membimbing ucok menyusuri pinggir jalan. Nasib...nasib, sudahlah duit habis, tidak bisa ikut pawai, nanti di rumah kena marah pula karena pesanan istrinya gak dibeliin eh...sepatu yang dipilih pun warna pink pula...ucok...ucok...jerit hati bang togar.

Tidak ada komentar: