Rabu, 03 September 2008

Sari Buah Kurma Tingkatkan Trombosit Darah






Musim pancaroba identik dengan serangan penyakit. Pada masa peralihan, biasanya kondisi cuaca menjadi ekstrim. Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah lebih rentan terkena penyakit.

Di antara sekian banyak penyakit yang selalu mengintai, demam berdarah dengue (DBD) termasuk paling berbahaya. Tak hanya mematikan, penyakit yang ditularkan lewat gigitan nyamuk itu juga mudah menyebar.

Salah satu gejala yang sangat menonjol pada penderita DBD adalah turunnya kandungan trombosit dalam darah secara drastis. Penurunan trombosit yang berlangsung drastis, menjadi ancaman serius bagi kehidupan manusia.

Beberapa waktu lalu, jambu biji merah banyak diperbincangkan orang sebagai obat pendongkrak kadar trombosit yang ampuh bagi penderita DBD. Saat itu, jambu biji merah pun menjadi buah yang sangat popular dan dicari orang.

Hampir bersamaan dengan itu juga muncul banyak cerita tentang khasiat buah merah untuk mengobati banyak penyakit termasuk DBD. Buah yang aslinya dari Papua itu pun menjadi naik daun. Banyak toko obat maupun apotek yang memajang produk tersebut.

Belakangan, popularitas sari buah kurma banyak dipercaya lebih manjur untuk menaikkan kadar trombosit dalam darah.

Menurut produsen sari buah kurma Arofah, Syahir Karim Vasandani, khasiat produk tersebut sudah banyak terbukti. Menurut dia, sari buah kurma bisa secara drastis menambah kadar trombosit dan membantu menyembuhkan para penderita DBD.

''Tidak seperti yang lain, sari buah kurma ini memang terbukti,'' tutur dia.

Syahir meyakini, kemunculan sari buah kurma ini tidak akan hanya sekilas, lalu surut. Dalam enam bulan terakhir, menurut dia, penjualan sari buah kurma bikinannya pun terus menanjak.

Tak hanya masyarakat umum yang secara massal mengonsumsi sari buah kurma ini. Menurut Syahir, saat ini juga mulai ada rumah sakit yang memanfaatkan obat tersebut.

Dia mengungkapkan, beberapa rumah sakit di Jakarta telah memanfaatkan produk sari kurma Arofah untuk mengobati pasien. Bahkan, tambahnya, beberapa dokter sudah menganjurkannya.

Dengan potensi tersebut, dia pun sangat yakin target penjualan sari buah kurma tahun 2088 bisa tercapai. Tahun ini, dia menargetkan untuk bisa menjual 100 ribu botol sari buah kurma.

Sari buah kurma merek Arofah ini dikemas dalam dua ukuran botol. Kemasan botol berukuran 310 ml dijualnya dengan harga Rp 40 ribu. Sedang kemasan yang lebih kecil, yakni 150 ml dijualnya seharga Rp 20 ribu.

Pasar sari buah kurma ini pun sudah menyebar di beberapa kota. Saat ini, menurut Syahir, sari buah kurma bikinannya itu sudah dijual di Jakarta, Bandung, Surabaya, juga Medan. Dalam pandangannya, pertumbuhan pasar sari buah kurma itu tergolong pesat.

Tak hanya untuk menambah trombosit, dia menuturkan, sari buah kurma juga mampu meningkatkan daya tahan tubuh, mengatasi keletihan, juga menyehatkan jantung.

''Obat ini aman dikonsumsi untuk segala usia, termasuk juga aman bagi bayi,'' tutur dia.

Cara penyajian produk yang mirip sirup ini juga tidak harus ditampilkan sebagai obat. Sari buah kurma juga bisa menjadi campuran minum susu, atau dibuat semacam selai untuk makan roti. Cara penyajian yang bervariasi ini memudahkan anak-anak kecil untuk mengonsumsi sari buah kurma.

Salah satu putra Syahir yang ikut menekuni bisnis tersebut, Sham Sony SKV, menjelaskan, bahan baku sari buah kurma merek Arofah ini didatangkan dari Arab Saudi.

Kini, menurut dia, kompetitor yang menjual produk serupa sudah sangat banyak. Meski begitu, dia yakin produk bikinannya ini tetap mampu bersaing di pasar. (irf/rin)

sumber : Republika

Tidak ada komentar: