Kamis, 05 Februari 2009

Jembatan Lambuang Bukik Jadi Anak Tiri

Rabu, 04 February 2009




PADANG - Jembatan Lambuang Bukik, Gunung Nago, Pauh sangat memprihatinkan. Ia malah tak obahnya seorang anak tiri yang tak dianggap di dalam wilayah Kota Padang.
Di saat jembatan lain tahun 2009 ini dianggarkan untuk penggantian, namun yang dilambuang Bukik hanya masih akan berganti papan juga. Kondisi demikian telah berlangsung semenjak kawasan itu dihuni manusia.
Jembatan berumur puluhan tahun ini sampai ini masih berlantaikan kayu. Tak jarang ketika dibasahi hujan pengendara sepeda motor mengalami kecelakaan melewatinya.
Sekarang jembatan yang berada di atas bendungan Gunung Nago ini makin memprihatinkan. Sepanjang bantaran jembatan terdapat lobang menganga yang siap menunggu korban. Kondisi itu diperparah oleh lebar jembatan yang sangat sempit. Akibatnya, pengendara yang ingin melewati jembatan harus mengantre terlebih dulu.


“Kalau hujan turun kayu jembatan ini jadi licin. Sudah dipastikan akan ada saja pengendara sepeda motor yang tergelincir. Kadang, roda sepeda motor juga terjepit di antara selasa-sela bantalan jembatan yang sudah mulai lapuk,” kata Yus (34) warga Lambuang Bukik pada Singgalang Rabu (4/2).
Sempitnya jembatan itu juga sering membuat macet di kedua ujungnya. Walau hanya sepeda motor yang masih di atas jembatan, kendaraan roda empat harus antre berlama-lama menunggu dan memberi prioritas. Untuk memasuki jembatan harus bergantian. Jika tidak, bisa-bisa pengendara terjepit di tengah-tengah.
Kata Yus lagi, selama ini sudah banyak yang meninjau kondisi jembatan itu. Namun sampai sekarang belum ada tindakan dari pemerintah untuk memperbaiki. Padahal, jembatan tersebut sudah menjadi jalan utama oleh masyarakat dari Pasar Baru menuju Kuranji dan Belimbing.


“Kalau bisa, tolong sampaikan pada pemerintah kondisi ini. Jangan sampai jembatan itu menelan korban nyawa. Sekarang, tiap sebentar saja ada pengendara yang terperosok ke dalam lobang. Bahkan, ada juga mobil yang terjebak di tengah-tengah jembatan karena bannya terjepit di antara lantai kayu sudah tidak beraturan. Kami sangat berharap jembatan ini menjadi permanen, karena tidak ada jalan alternatif lain untuk menyeberang,” terang Yus lagi.
Hal yang sama juga disampaikan Rudi, 28. Jembatan tersebut sudah cukup banyak menelan korban. Tidak hanya pengendara sepeda motor, pejalan kaki jika tidak hati-hati bisa masuk lobang.
Kata Rudi lagi, sejak dibangun jembatan itu hanya ganti-ganti lantai kayunya saja. Hanya itu yang baru dilakukan pemerintah. Sedangkan, jumlah pengendara yang melewatinya makin hari makin banyak. Sudah sepatutnya juga jembatan dimaksud diperbaiki menjadi jembatan permanen.
“Jalan ini kalau pagi dan sore ramai sekali. Sampai-sampai mobil antre panjang untuk melewatinya. Karena, jalan ini sudah menjadi jalan utama,” ujarnya lagi.


Ketika hal itu ditanyakan pada Dinas Kimpraswil Kota Padang, Bagian Jalan dan Jembatan, H. Afrizal. BR didampingi Kasi Jembatan Ir. Rusdi mengatakan, sudah meninjau jembatan Lambuang Bukik ini. Tahun ini Kimpraswil sudah menganggarkan untuk perbaikan. Tapi, tidak untuk membangun jembatan permanen.
“Jembatan itu sudah kita tinjau seminggu yang lalu. Dalam waktu dekat akan kita lakukan perbaikan. Tahun ini Kimpraswil hanya punya anggaran untuk penggantian kayu lantai itu saja. Untuk membangun menjadi peramanen tidak ada,” jelas Afrizal.


Selain itu katanya, jembatan Lambuang Bukik ini memang tidak ada dalam perencanaan menjadi permanen. Untuk memperlancar lalulintas dari Pasar Baru menuju Kuranji dan Belimbing, jembatan permanen akan dibangun menghubungkan Simpang Kuranji dengan Durian Tarung.
Sedangkan, untuk pembangunan jembatan dalam anggaran 2009, Kimpraswil baru memprioritaskan jembatan di Pasie Nan Tigo, Koto Tangah yang masih terbengkalai. (Yose)

hariansinggalang.co.id

Tidak ada komentar: