Selasa, 03 Februari 2009

PM Cina Dilempari Sepatu

Written by anto
Rabu, 04 Pebruari 2009





Tiru Aksi Wartawan Irak



CAMBRIDGE, TRIBUN - “Ini skandal,” teriak seorang demonstran dari belakang auditorium. “Bagaimana bisa universitas ini melacurkan diri dengan diktator ada di sini. Bagaimana bisa Anda mendengarkan kebohongan yang dia paparkan? Anda semua tidak peka,”lanjut pemuda itu.

Tiba-tiba dia melemparkan sepatu olahraganya ke arah Perdana Menteri Cina, Wen Jiabao, ketika berpidato mengenai peran Cina dalam ekonomi global, di Universitas Cambridge, Inggris, Senin (2/2).


Sama seperti insiden pelemparan sepatu oleh wartawan Irak terhadap mantan Presiden AS George W Bush pada Desember 2008, sepatu demonstran di Inggris itu juga gagal mengenai Wen. Tidak seperti Bush, Wen yang berdiri di panggung belakang podium tak perlu menghindar. Dia tidak tetap tenang dan hanya berhenti sejenak sebelum melanjutkan pidato. Seorang pembantunya segera menaiki panggung dan menyingkirkan sepatu yang jatuh sekitar 1 meter dari Wen.


Aparat keamanan langsung membekuk dan menggiring demonstran itu keluar auditorium. Dia ditangkap dan dibawa ke kantor polisi untuk diperiksa. Saat diseret keluar, pria berusia 27 tahun itu berteriak ke arah pengikut ceramah Wen dengan mengeluarkan kata, “Berdiri dan proteslah.” Namun, beberapa pengikut ceramah yang sebagian besar mahasiswa Cina di Inggris, menjawab ketus dengan kata-kata, “Memalukan. Kamu memalukan.”


“Perilaku tercela ini tidak dapat merusak persahabatan di antara Cina dan Inggris,” kata Wen yang serempak disambut tepuk tangan yang riuh dari audiens.


Juru Bicara kepolisian, Shelly Spratt, mengatakan, pria itu dituduh melakukan pelanggaran di depan umum. Tim Holt, Juru Bicara Universitas Cambridge, mengecam ulah demonstran itu. “Universitas adalah tempat untuk diskusi, debat, dan menyampaikan pendapat, bukan untuk pelemparan sepatu,” kata Tim Holt.


Insiden pelemparan sepatu itu terjadi di akhir kunjungan tiga hari Wen yang diwarnai demo oleh aktivis HAM dan pro-Tibet. Keamanan diperketat di universitas itu dan polisi mengusir sekitar 20 demonstran ketika Wen tiba untuk berpidato.


Pelemparan sepatu menjadi aksi protes terkenal di seluruh dunia sejak menimpa Bush. Wartawan Irak Muntazer al-Zaidi yang melempari Bush dengan sepatu kini masih ditahan di Baghdad untuk menunggu vonis. Ia dituduh menghina pemimpin asing.


Cina marah
Masyarakat Cina marah luar biasa terhadap Pemerintah Inggris akibat pelecehan terhadap PM Jiabao. Kendati begitu, Cina memastikan bahwa hubungan bilateral kedua negara tidak akan terganggu karena aksi itu.


Pemerintah Cina berusaha menutupi insiden yang bisa mempermalukannya di dalam negeri di mana media massa pemerintah giat menyensor atau mengabaikan peristiwa itu. Sementara pengguna internet sengaja dibanjiri komentar bernada membela Pemerintah Cina. “Pihak Cina menyatakan kesangattidakpuasannya atas insiden itu,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Cina, Jiang Yu.


Namun, kemudian memuji Pemerintah Inggris yang menunjukkan penyesalannya yang mendalam dan polisi Inggris berlaku tegas dengan menangkap pria berusia 27 tahun tersebut. “Pihak Inggris menyatakan Inggris akan menghukum orang ini sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” kata Jiang.


“Fakta-fakta menunjukkan bahwa si pembuat onar yang melakukan aksi itu tidak diterima oleh masyarakat (Inggris), dan dia tidak akan menghentikan kecenderungan meningkatkannya hubungan persahabatan antara Cina dan Inggris,” lanjutnya.


Media massa Cina tak membesarkan insiden lempar sepatu itu. Seorang pejabat kantor berita Xinhua menyebut insiden itu sebagai gangguan selama pidato yang membuat Menteri Luar Negeri Cina bereaksi, tanpa menggambarkan seperti apa gangguan itu.


Beberapa media resmi lainnya seperti koran Harian Rakyat menghilangkan sama sekali insiden itu dari liputan mereka mengenai pidato Wen itu. Stasiun televisi utama Cina, CCTV, yang menyiarkan langsung pidato itu, tiba-tiba memasukkan gambar lain di tayangan itu manakala protes itu terjadi.


Demikian pula dengan internet di mana hanya ada sedikit perbincangan mengenai insiden ini setelah pemerintah menyensornya. Komentar-komentar para bloger juga sangat mendukung Wen yang adalah politisi yang paling disukai di Cina karena sentuhan kerakyatannya. “Perdana Menteri kita yang agung,” kata seorang komentator untuk sebuah portal berita populer, sohu.com.


“Kita percaya bisa melalui krisis ekonomi global di bawah kepemimpinan Perdana Menteri, kita memiliki tekad dan sekelompok minoritas orang melakukan pekerjaan tercela tidak bisa menghentikan kita.”


Komentar-komentar nasionalis telah dikirimkan dalam bahasa Inggris dalam Cina-ren.com, sebuah portal online populer lainnya. “Saya mungkin tidak mendukung CCP (Partai Komunis Cina ), tapi saya sepenuhnya dan sungguh-sungguh mendukung ideologi satu Cina ,” kata seorang pengguna internet.(ap/ant/edy)

tribunbatam.co.id

Tidak ada komentar: