Senin, 23 Februari 2009

Wajah Menir Belanda di Puncak HPN ‘Mak Itam’ pun Mandi Kembang

Sawahlunto, Singgalang

.


Lokomotif uap seri E 1060 buatan Jerman 1965 nan langka tersebut, akhirnya diresmikan sebagai kereta wisata. Acaranya yang meriah diiringi gamelan Jawa tepat pada kegiatan puncak Hari Pers Nasional (HPN) ke-63 di Sumbar.

Sebagai tanda mulai beroperasinya lokomotif yang lebih dikenal dengan nama ‘mak itam’, Menteri Perhubungan Djusman Syafei Djamal, Gubernur Sumbar, H. Gamawan Fauzi dan tokoh Sumbar yang juga mantan Menteri Perhubungan, H. Azwar Anas menyiram badan ‘mak itam’ dengan air kembang dan jeruk nipis di Stasiun Kampung Teleng Sawahlunto, Sabtu (21/2).

Sontak setelah itu terdengar peluit kereta, seolah menyeret kita ke masa lampau. Bunyinya memekakan telinga. Lantas dua masinis dan asisten masinis yang berpakaian seragam putih ala menir Belanda menghidupkan ‘dapur’ loko uap dan mengatur mesin secara manual serta memasukan batubara ke dalam tungku pemanggang sembari mengukur tekanan uap.

Disaksikan ratusan warga, lokomotif langka yang membawa satu gerbong tersebut bergerak perlahan sambil mengepulkan asap atas dan bawah serta percikan air ke udara.

Pemandangan unik itu seolah mengingatkan masyarakat Sumbar akan kehidupan pada masa Belanda. Selain masinis, sejumlah pejabat dan staf PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional (PT KAI Divre) II Sumbar yang berjumlah 50 orang memakai seragam putih-putih ala menir Belanda, ditambah pula para undangan termasuk artis layar lebar Christine Hakim memakai baju kurung Minang dan Henidar Amroe yang memakai dress panjang putih ala nona Belanda dengan rambut dikepang dua.

“Kami sengaja berpakaian ala menir Belanda ini, agar nuansanya seperti jadul (jaman dulu),” ujar Humas PT KAI Divre II Sumbar, Syafrial Romeo yang juga mencat rambutnya dengan warna marun, layaknya seorang menir Belanda.

Sementara itu gamelan jawa terus berbunyi dan ratusan warga bersorak gembira, tanda aktifnya kembali jalur kereta api di Sawahlunto, yang sudah lama diam membisu. Mereka juga berebutan untuk berfoto di depan mak itam bersama karib kerabat. “Capeklah awak liek mak itam bajalan sakalian liek artis (Cepatlah kita melihat mak itam bergerak sekaligus kita melihat artis),” ujar warga setempat begitu semangatnya.

Ditjen Pemasaran, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Sapta Nirwandar mengatakan, hadirnya ‘mak itam’ di Sumbar tentunya akan menambah akses daerah pariwisata. Hanya ada dua tipe di dunia lokomotif uap ini, pertama di Swiss, Jerman, karena negara itu memang terkenal dengan industri perkeretaapian dan kedua di Indonesia. Untuk pariwisata, Sumbar jelas tidak diragukan lagi dengan alamnya yang indah.

Tren dunia terhadap devisa negara setelah hasil minyak adalah jasa dan pariwisata. Sejumlah Rp80 triliun devisa negara di dunia berasal dari sektor jasa dan pariwisata. Ranah Minang sebagai destinasi (tujuan) utama wilayah barat. Namun perlu diingat, kemajuan pariwisata tidak dapat mengandalkan keindahan alam saja, tapi harus digarap serius.

Menteri Perhubungan menuturkan, keberadaanya kini jelas akan melengkapi Sawahlunto sebagai kota ‘living museum’. Didatangkanya kembali loko uap karena memang tak terlepas dari sejarah Kota Tambang Sawahlunto dan sejarah perkeretapian di Indonesia. “Saya berharap keberadaan lokomotif ini bermanfaat untuk membangkitkan dunia pariwisata di Sumbar,”tuturnya.

Senada dengan Ditjen Pemasaran, Gubernur Sumbar, H. Gamawan Fauzi menuturkan, karena unik dan langkanya loko uap ini, ia minta kepada Walikota Sawahlunto, Amran Nur untuk tidak menjual murah, tapi dijual mahal untuk wisata. Kepulangan ‘ma itam’ ke Sumbar melalui perjalanan panjang dan diperjuangkan oleh Masyarakat Peduli Kereta Api Sumatra Barat (MPKAS).

Sementara itu, Direktur Utama PT KAI, Rony Wahyudi menjelaskan, untuk memulai operasional kereta api wisata dengan rute Kota Padang-Padang Panjang-Sawahlunto, akan terlaksana September 2009 setelah didatangkanya lima gerbong kereta, serta satu unit kereta api KRD untuk BIM.(015/107/201)


hariansinggalang.co.id
selasa, 24 februari 2009

Tidak ada komentar: