Kamis, 12 Maret 2009

bisul di mata sakit di hati


duh...belakangan ini sungguh sangat tidak menyenangkan sekali.Bagaimana tidak, gara-gara bisul yang sebiji saya menderita lahir bathin...(ceila...).

Sebenarnya ...klo bisul sih gak ngaruh apa-apa, apalagi cuma sebiji,tapi masalahnya tempat tumbuhnya ini gak main-main, di kelopak mata. dan yang bikin kesal lagi, tumbuhnya pindah-pindah. Awalnya di kelopak mata sebelah kanan, kecil aja, trus sekitar seminggu sembuh dan beberapa hari kemudian tumbuh di kelopak mata sebelah kiri, kecil juga dan sekitar seminggu kemudian juga hilang, trus sekarang tumbuh lagi di kelopak mata kanan, tempat yang lama juga, tetapi sekarang lebih besar dan lebih lama.

Akibatnya saya harus ikhlas biarin itu bisul nongkrong dan terpaksa harus nenteng-nenteng kemana saya pergi...(hehehe ya iyalah...).

Walau sebenarnya bisulnya belum sebesar ban mobil, tetapi karena tumbuh dekat dengan mata sehingga cukup menganggu sekali. Pandangan jadi terganggu karena seperti ada yang mengganjal atau ada yang menggantung. meski kecil tetapi rasanya bisul tersebut sudah sebesar roda truk.

huh..sebel..sebel...
ke dokter malas juga...takut klo mata saya disuntik, apalagi klo dicongkel....(hehehehe..)

yah ...terpaksa deh pake jurus terakhir......
.
.
.
.
.
s

a

b

a

r
.
.
.
.

%$#@&*^%


tapi.....
kira-kira..
apa sih bisul itu, kenapa bisa terjadi dan bagaiman pencegahan dan pengobatannya, silahkan ikuti penuturan dari dr. Susmeiati H. Sabardi, SpKK dari Bagian Kulit dan Kelamin RSAB Harapan Kita, Jakarta. Bisul berada di urutan ketiga dari jenis-jenis peradangan kulit yang paling sering dijumpai.


APA SIH BISUL ITU?

Bisul sendiri sebenarnya hanyalah sebuah istilah. Jadi, lain daerah bisa lain pula menyebutnya. Akan tetapi secara medis, "Bisul adalah suatu peradangan pada kulit yang biasanya mengenai folikel rambut dan disebabkan oleh kuman staphylococcus aureus," papar dokter yang akrab disapa Susi ini.

Dari jenis-jenisnya, secara medis bisul dibedakan sebagai berikut:


* Folikulitis


Folikulitis adalah peradangan yang hanya terjadi pada umbi akar rambut saja. Berdasarkan letak munculnya, bisul jenis ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu superficial atau hanya di permukaan saja dan yang letaknya lebih dalam lagi disebut profunda.


* Furunkel

Furunkel adalah peradangan pada umbi akar/folikel rambut dan sekitarnya. Biasanya jumlahnya hanya satu.


* Furunkel losis

Disebut furunkel losis apabila jumlah furunkel-nya lebih dari satu.


* Karbunkel

Bila di saat yang bersamaan ada beberapa/sekelompok furunkel, secara medis diistilahkan sebagai karbunkel.


* Abses multiple kelenjar keringat

Bisul ini biasanya berupa benjolan yang tidak bermata, jumlahnya banyak, bergerombol di beberapa tempat, seperti di dada dan sebagainya. Bisul jenis ini paling banyak menyerang anak-anak.


* Hidra adinitis

Ada juga jenis bisul yang mengenai kelenjar apokrin, yaitu bila bisul tersebut muncul di ketiak atau daerah genital. Secara medis bisul ini diistilahkan sebagai hidra adinitis.


* Skrofulo derma

Bentuknya memang seperti bisul, tapi sebenarnya adalah benjolan pada getah bening karena penyakit TBC.


CERMATI GEJALANYA

Walaupun jenis bisul cukup banyak, tapi biasanya orang awam menganggapnya sama saja. Hal tersebut tidak sepenuhnya salah karena memang gejala yang dimunculkan memang mirip.


- Gatal-gatal

Bila bisul yang muncul masih berupa folikulitis, gejala yang timbul biasanya berupa gatal-gatal di daerah benjolan dan sekitarnya.


- Nyeri

Pada bisul yang berjenis furunkel atau karbunkel selain gatal, biasanya juga disertai nyeri.


- Berbentuk kerucut dan "bermata"

Bisul jenis furunkel dan karbunkel biasanya berbentuk kerucut dan bermata yang mudah pecah dan mengeluarkan cairan dari dalamnya.


- Berbentuk kubah
Sedangkan bisul yang muncul pada kelenjar keringat biasanya berbentuk bulat seperti kubah, tidak bermata dan tanpa disertai rasa nyeri. Bisul jenis ini biasanya tidak mudah pecah.


- Demam

Gejala bisul yang muncul pada kelenjar apokrin biasanya disertai demam.


HINDARI PEMICUNYA

Sekali lagi, bisul bukanlah alergi dimana ada unsur genetik/keturunan yang menyebabkannya kambuh. "Menurut literatur tidak ada orang yang mempunyai bakat bisulan," jelas Susi. Namun pada beberapa kasus, ada juga orang yang mempunyai kecenderungan bisulan berulang. "Biasanya orang-orang dengan penyakit tertentu, seperti diabetes, lebih mudah bisulan dan setelah sembuh pun dengan mudah akan muncul lagi," lanjutnya.


Secara garis besar ada 3 pemicu munculnya bisul, yaitu:

- Faktor kebersihan


Pada dasarnya bisul muncul karena adanya kuman. Orang-orang yang tidak menjaga kebersihan tubuh dan lingkungannya dengan baik, otomatis lebih berpeluang terpapar kuman penyebab bisul. Tak heran kalau mereka yang tinggal di daerah pemukiman padat, di daerah pengungsian, dimana faktor kebersihannya terabaikan akan lebih mudah bisulan. Namun harus diingat, walaupun tinggal di tempat yang bersih tapi kalau jarang mandi dan membersihkan badan, dengan sendirinya kuman pun akan bersarang.


- Daerah tropis

Secara geografis Indonesia termasuk daerah tropis. Dimana udaranya panas sehingga dengan mudah orang akan berkeringat. Keringat pun bisa menjadi salah satu pemicu munculnya bisul. Terutama bisul yang terjadi pada kelenjar keringat.


- Menurunnya daya tahan tubuh

Menurunnya daya tahan tubuh bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya kurang gizi, gangguan darah seperti anemia, mengidap penyakit keganasan seperti kanker, atau penyakit lain seperti diabetes dan sebagainya. Biasanya faktor pemicu itu tak muncul sendirian, melainkan ada beberapa sekaligus. "Misalnya karena selalu berkeringat kemudian muncul biang keringat. Karena gatal, lalu digaruk, ditambah lagi kebersihannya jelek dan gizinya pun rendah, akhirnya jadi bisul. Begitu seterusnya," jelas Susi.

Jadi, tidak benar anggapan sebagian masyakarat yang menyebutkan bisulan gara-gara banyak makan telur. "Kalau memang sudah ada faktor pemicunya, mau makan telur atau tidak ya tetap saja bisulan," tandas Susi.

Setelah bisulan pun sebetulnya tidak ada pantangan terhadap makanan tertentu, termasuk telur. Yang jelas pola makan memang haruslah seimbang. Pesannya, "Jangan makan telur terlalu banyak, terlepas apakah akan bisulan atau tidak."

Menurut Susi bisul bisa saja muncul sejak bayi, meski bukan bayi baru lahir. Ibu-ibu, terutama yang baru punya anak pertama, umumnya takut memandikan dan mengeramasi bayinya. "Padahal bayi juga sudah berkeringat. Terlebih kalau bayi dibobok dengan segala macam minyak penghangat yang tentu jadi lahan subur untuk berkembang biaknya kuman. Nah, kondisi kulit yang seperti ini juga bisa menjadi penyebab bisulan."

Yang tak kalah penting, bisul juga bisa menular. Kontak langsung bisul dengan kulit apalagi bila ada goresan meskipun kecil (mikro trauma) dapat menyebabkan kuman berpindah tempat. Tapi kalau tidak ada luka, kebersihannya terjaga dan daya tahan tubuh sedang bagus, tidak akan terjadi penularan.

Selain kontak langsung, bisul juga bisa menular melalui kontak tidak langsung. Seperti pemakaian handuk bersama, seprei, baju dan sebagainya. Begitu juga dengan tempat umum, seperti perosotan, kolam mandi bola, dan mainan sejenisnya yang memungkinkan sebagai ajang penularan kuman.

Mungkinkah ada orang yang seumur hidup tidak pernah bisulan? "Sebenarnya bukan tidak pernah," ungkap Susi. Bisa jadi bisul itu hanya kecil sementara yang bersangkutan selalu menjaga kebersihan tubuh dan lingkungannya ditambah lagi daya tahan tubuhnya memang bagus "Hingga bisul itu selalu sembuh dengan sendirinya. Nah, karena selalu sembuh sendiri itulah seakan-akan ia tidak pernah bisulan sama sekali."


PAHAMI PENANGANANNYA

Satu benjolan kecil atau bekas gigitan nyamuk sebaiknya jangan digaruk, karena bisa menyebabkan luka dan memudahkan kuman masuk. Makanya, kalau sudah muncul benjolan kecil sebaiknya perhatikan kebersihan lebih saksama supaya tidak terpapar kuman. Calon bisul atau bisul kecil di daerah permukaan (superficial) bisa sembuh dengan sendirinya jika kebersihannya terjaga dan tidak tercemar bakteri. Selain itu, bisul juga jangan digaruk supaya di situ tidak terjadi peradangan.
Bisul-bisul jenis furunkel dan karbunkel yang memang mudah pecah biasanya akan pecah sendiri akibat gesekan dengan benda lain. Misalnya bisul yang muncul di lipatan lengan, lipatan paha, kaki dan sebagainya akan mudah pecah tergesek baju maupun anggota badan lainnya.

Bila bisul terus membesar atau timbul radang dan badan mulai terasa tidak nyaman, sebaiknya segeralah bawa anak ke dokter. "Oleh dokter ia akan diberikan krim antibiotik atau bila perlu tambahan antibiotik oral, tergantung pada kondisi bisulnya," ujar Susi. Antibiotik itu bertujuan untuk mengendalikan dan mematikan bakteri sehingga bisulnya akan kempes dan kering. Dokter pun akan memberikan kompres yang berfungsi untuk mendinginkan, meredakan, dan mengurangi kuman di daerah sekitar bisul.

Kebiasaan sebagian masyarakat yang berusaha memecahkan bisul dengan paksa, sangat tidak disarankan. "Sebaiknya bisul jangan dipencet-pencet karena bisa memperparah keadaan." Obat-obat bisul yang banyak beredar di pasaran pun sebaiknya hanya digunakan untuk bisul-bisul ringan yang muncul di permukaan saja. "Tapi kalau letaknya terlalu dalam tentunya obat-obat tradisional tersebut sudah tidak efektif lagi," imbuhnya.


KONDISI TERPARAH

Walaupun belum pernah tercatat kematian yang diakibatkan bisul, tapi ada baiknya hal ini diwaspadai. Tahukah Anda, bakteri/kuman yang terdapat pada bisul bila dibiarkan saja dapat masuk ke aliran darah. Akibatnya bisa terjadi infeksi pada tulang di sekitar bisul, bahkan kuman tersebut bisa jadi terbawa sampai jantung dan otak. Akan tetapi, lanjut Susi, kasus semacam ini termasuk jarang dijumpai.

Parah atau tidaknya bisul tergantung pada ganas atau tidaknya bakteri yang masuk. "Kalau memang bakterinya termasuk ganas, tentu kondisinya lebih serius." Yang harus diwaspadai adalah bisul yang muncul di wajah, tepatnya di daerah sinus. "Bila sampai terjadi infeksi di daerah itu akibatnya bisa fatal."


TIPS BAGI ORANG TUA

Susi memberikan beberapa saran sehubungan dengan pencegahan dan kesembuhan bisul:


* Orang tua harus memperhatikan kebersihan anaknya. Baik kebersihan badan maupun lingkungan bermainnya.


* Bila sudah timbul keluhan seperti gatal-gatal, jangan dianggap remeh, bisa jadi itu adalah gejala awal timbulnya bisul.


* Kalau ada benjolan, jangan dipencet-pencet apalagi kalau tangan/benda yang digunakan untuk memencet tidak bersih. Aktivitas ini bisa memperparah keadaan.


* Jangan sembarangan menggunakan antibiotik untuk mengobati bisul walaupun bentuknya hanya berupa krim, karena antibiotik bisa menimbulkan kekebalan/resistensi.


* Perhatikan gizi anak. Asupan gizi yang baik akan berpengaruh terhadap daya tahan tubuhnya.


* Bila anak dalam kondisi tidak sehat, sebaiknya hindari tempat permainan umum yang bisa menularkan kuman. (marfuah Panji Astuti)


sumber: milis-nakita

Tidak ada komentar: